Keseruan International Gamelan Festival 2018 di Benteng Vastenburgh Solo

Seluruh bangku yang tertata rapi di depan panggung International Gamelan Festival 2018 sudah penuh. Semua orang tampak duduk menanti dengan sabar penampilan para penabuh gamelan asal Inggris, Siswa Sukra.

SHARE :

Ditulis Oleh: Echi

International Gamelan Festival 2018 untuk pertama kalinya digelar di Indonesia. Acara yang diadakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendkbud) Indonesia ini mengangkat tema “Homecoming” atau pulang kampung ini digelar di Solo dan beberapa daerah di sekitarnya seperti Boyolali, Blora pada tanggal 9-16 Agustus 2018.

Menurut Manajer Festival, Anang, tema ‘Homecoming’ atau pulang kampung IGF 2018 ini menghadirkan para pelaku gamelan dari berbagai negara yang dulu pernah belajar di Indonesia.

“Jadi, tajuk kita kali ini ‘homecoming. Beberapa dari mereka adalah kelompok-kelompok yang pernah belajar dari sini, lalu kembali dari negaranya dengan mengenalkan gamelan dan membentuk komunitas. Selain itu, ada juga peserta gamelan yang dulu diajarkan oleh seniman gamelan Indonesia kemudian diundang ke sini untuk meramaikan Festival Gamelan Internasional 2018.” tutur Anang.

Baca juga: Kata warga Irlandia tentang International Gamelan Festival 2018

Total terdapat 19 kelompok gamelan mancanegara (antara lain Sanggar Manik Galih Colorado dari Amerika Serikat, Siswa Sukra dari Inggris). Selain itu, Festival Gamelan Internasional 2018 pun mengajak 43 kelompok gamelan nusantara serta 73 kelompok gamelan dari Surakarta dan sekitarnya.

Gate, International Gamelan Festival 2018 yang dihiasi dengan gamelan dan aksesoris bertema budaya Jawa. Foto dari Wike Sulistiarmi / Phinemo.com

Sabut malam (11/8), Phinemo mengunjungi International Gamelan Festival 2018 yang diselenggarakan di Benteng Vastenburgh, Solo. Pertama kali memasuki venue, gate Benteng Vastenburgh telah dihias dengan aksesoris dan pernak-pernik unik identik dengan gamelan.

Setiap pengunjung yang memasuki venue, tak dipungut biaya tiket masuk sepeserpun. Semua gratis. Kami hanya diminta untuk mengisi buku tamu dengan menyantumkan nama, instansi, dan nomor telepon.

Seluruh bangku yang tertata rapi di depan panggung Festival Gamelan Internasional 2018 sudah penuh. Hampir tak ada bangku kosong. Semua orang tampak duduk menanti dengan sabar penampilan para penabuh gamelan asal Inggris, Siswa Sukra.

Mengutip dari akun resmi IGF 2018, Siswa Sukra merupakan kelompok gamelan Jawa, yang berbasis di Southbank Center, London. Terdiri dari 20 orang dari segala usia, kebangsaan, dan latar belakang. Setiap Kamis malam, kelompok Siswa Sukra menggelar aktivitas memainkan musik secara teratur di London dan UK (Inggris). Repertoar gending gamelan yang sering dipelajari adalah berbagai gending populer, lagu, dan iringan tarian, serta musik klasik halus, yang diadopsi dari alunan musik di Keraton Solo dan Jogja.

Wedangan dan angkringan, salah satu kuliner khas Solo yang temani pengunjung International Gamelan Festival 2018. Foto dari Wike Sulistiarmi / Phinemo.com

Sembari menunggu pertunjukkan, para penonton bisa mencicipi aneka kuliner lokal khas Surakarta yang tertata rapi di sekitar area panggung. Angkringan dengan ragam jajanan tradisional seperti jadah bakar, bermacam sate, wedangan ramai diburu. Bukan hanya wisatawan lokal, namun juga mancanegara.

Eimear dan Anna, penabuh gamelan asal Irlandia dalam International Gamelan Festival 2018. Foto dari Paun / Internship program Phinemo

Hal menarik yang nampak malam itu, Gelaran International Gamelan Festival 2018 ramai dikunjunggi banyak tamu lintas generasi dan budaya. Tua muda berkumpul di sana. Warga lokal, turis nasional, hingga mancanegara pun ada.

Kami berbincang dengan salah seorang pengunjung yang bernama Yolanda Wardatu. Ia adalah seorang siswa dari SMAN 1 Surakarta. Kedatangan Yolanda dan kawan-kawannya ke IGF 2018 adalah bagian tugas sekolah yang diberikan guru mereka. Diketahui, guru seni mereka menjadi bagian dari panitia IGF 2018. Mereka pun diminta menyaksikan festival dan melakukan interview dengan para turis yang ada di sana.

“Kami datang ke sini karena dapat tugas sekolah.” kata Yolanda.

Baca juga: International Gamelan Festival 2018 pertama kali digelar di Indonesia

Bila Yolanda datang ke IGF 2018 sebagai bagian dari tugas sekolah, warga Irlandia yang kami wawancarai bernama Eimear merupakan salah seorang penampil dalam pertunjukkan gamelan ini. Ia mengatakan bahwa ia takjub akan International Gamelan Festival 2018.

“Festival Gamelan Internasional ini sangat keren. Di sini, kami tidak hanya bisa melihat satu jenis gamelan saja, tapi dari banyak negara. Ini sangat menakjubkan. Awalnya, kami hanya mengenal gamelan Jawa, tapi seiring berjalannya waktu banyak jenis gamelan yang muncul dan kami menemukannya di sini.” pungkas Eimear.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU