Anjangsana Budaya Kemendikbud Angkat Kesenian Daerah dari 4 Kabupaten di Jawa Tengah

Anjangsana Budaya Kemendikbud dibuka dengan sambutan tari barong khas Blora di depan pintu masuk Obyek Wana Wisata Kedung Pupur, Desa Ledok.

SHARE :

Ditulis Oleh: R.G. Agastya

Pada Rabu (15/8) sekitar 70 peserta yang terdiri dari praktisi kebudayaan dan seniman dari luar negeri melakukan kunjungan ke Kabupaten Blora. Blora merupakan salah satu satu dari empat kabupaten yang dikunjungi dalam serangkaian acara bertajuk Anjangsana Budaya.

Baca juga: Kata turis Irlandia tentang penyelenggaraan event International Gamelan Festival 

Tari barong dalam sambutan acara anjangsana budaya Kemendikbud. Foto dari Aga/ Phinemo.com

Anjangsana Budaya Kemendikbud dibuka dengan sambutan tari barong khas Blora di depan pintu masuk Obyek Wana Wisata Kedung Pupur, Desa Ledok. Kesenian Barongan ini merupakan tarian kelompok yang menceritakan gerak seekor Singa Raksasa bernama Singo Barong, serta tokoh lainnya seperti Bujangganong, Pujonggo Anom Joko Lodro, Gendruwo Pasukan berkuda dan reog Noyontoko Untub.

Usai disambut lenggak-lenggok penari, seluruh peserta diajak mengunjungi Sumur Tambang Minyak Tradisional tertua di Indonesia untuk mengenalkan potensi alam yang berada di Blora.

Tari sambutan peserta Anjangsana Budaya Kemendikbud. Foto dari Aga / Phinemo.com

Dipilihnya Blora sebagai salah satu lokasi kunjungan karena Blora merupakan penyuplai kesenian budaya Tayub terbanyak di mana dulu para Ledek (sebutan untuk penari Tayub) banyak yang menari di Keraton Solo.

Kesenian daerah Blora lainnya, Karawitan dan  Tayub, juga dipertontonkan sembari peserta menikmati makan siang di Start Point of Heritage Loco Tour KPH Cepu di Desa Ngelo Kecamatan Cepu, Blora.

John salah satu peserta yang berasal dari London menyatakan bahwa dia sangat senang bisa mengikuti rangkaian acara, sambil bernostalgia masa kuliah di ISI Solo, John juga menyampaikan jika dia berharap bisa mengeksplor kembali kebudayaan Nusantara lainnya jika diberi kesempatan.

Sementara itu Wakil Bupati Blora, Arief Rohman dalam sambutannya mengungkapkan, saat ini Blora tengah mengembangkan potensi wisata budaya dan wisata alam.

“Potensi wisata alam Blora cukup besar, apalagi ditambah dengan budayanya yang masih kental. Tidak menutup kemungkinan jika ke depan akan terus bermunculan destinasi wisata yang menonjolkan kebudayaan dan alam di Blora. Apalagi situs-situs seperti pengeboran minyak tradisional yang masih terjaga dan aktif menghasilkan minyak setiap harinya,” ungkapnya,

Rencananya hari ini, Kamis (16/8) peserta akan dibawa mengitari Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Boyolali, Karanganyar untuk mengunjungi melihat pertunjukan Tari  Topeng Ireng, Karawitan dan mengunjungi Showroom gamelan Pak Waldi di daerah Pengging.

Sekilas tentang program Anjangsana Budaya

Kepala Bagian Umum dan Kerja sama Kementerian Pedidikan dan Kebudayaan, Ahmad Mahendra saat diwawancarai tim Phinemo dalam kunjungan Anjangsana Budaya Kemendikbud di Blora. Foto oleh Aga / Phinemo.com

Anjangsana Budaya merupakan bagian dari serangkaian event International Gamelan Festival (IGF) 2018. Namun, penyelenggaraan program Anjangsana Budaya sendiri difokuskan untuk mengenalkan sekaligus mengangkat dan meningkatkan potensi seni, budaya, dan tradisi masing-masing daerah yang menjadi akar dari budaya gamelan.

Baca juga: Daftar festival selama Agustus 2018 yang harus Anda kunjungi minimal sekali

Program Site Performance atau Anjangsana Budaya ini memang dirancang dalam rangka pemajuan Kebudayaan dan menumbuhkan ekosistem kebudayaan dalam sebuah masyarakat. Program yang digagas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini berlangsung mulai dari 12 Agustus hingga 16 Agustus 2018.

“Site performance atau Anjangsana Budaya ini menjadi salah satu rangkaian International Gamelan Festival, fokusnya lebih untuk memerhatikan serta mengenalkan akar budaya dari gamelan, destinasi spot yang dipilih juga berdasarkan sejarah dan budaya yang membentuk kebudayaan gamelan itu sendiri,” ungkap Kepala Bagian Umum dan Kerja sama Kementerian Pedidikan dan Kebudayaan, Ahmad Mahendra.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU