Instagram Stories, Fitur yang Kerap Dipakai Pelaku Bisnis Wisata untuk Promosikan Produknya

Product Marketing Manager Instagram Asia Pasifik, Paul Webster menjelaskan bahwa saat ini tiga moda bisnis seperti travel, kuliner, dan fashion sudah banyak beriklan melalui Instagram Stories.

SHARE :

Ditulis Oleh: Echi

Tak bisa dipungkiri, instagram kini menjadi platform media sosial yang begitu dekat dengan warga dunia.

Melansir dari katadata.co.id, hasil survei WeAreSocial.net dan Hootsuite menemukan bahwa Instagram merupakan platform media sosial dengan jumlah pengguna terbanyak ke tujuh di dunia. Selain sebagai jejaring sosial untuk berbagi foto, Instagram digunakan untuk memasarkan produk bisnis.

Dalam penelitian tersebut disebutkan, bahwa total pengguna Instagram di dunia mencapai angka 800 juta pada Januari 2018.

Baca juga: Panorama capai keuntungan Rp5,19 Trilliun selama tahun 2017

Di Indonesia sendiri, per Januari 2018, jumlah pengguna instagram mencapai 53 juta orang. Jumlah ini membawa Indonesia menempati urutan ketiga dunia setelah Amerika Serikat (110 juta) dan Brazil (57 juta).

Keadaan ini akhirnya dimanfaatkan oleh para pelaku bisnis wisata di Indonesia. Mereka menggunakan instagram sebagai platform promosi produknya.

Sebagai contoh, AirBnB pun memanfaatkan instagram stories untuk berinteraksi dengan penggunanya. (Foto/ AirBnB.com)

Product Marketing Manager Instagram Asia Pasifik, Paul Webster menjelaskan bahwa saat ini tiga moda bisnis seperti travel, kuliner, dan fashion sudah banyak beriklan melalui Instagram Stories. Namun demikian, Webster tak bisa menyortir dan memberikan peringkat pada bisnis mana yang paling banyak beriklan di Instagram Stories.

“Kalau dilihat dari apa yang ada di Indonesia, paling umum menggunakan Instagram Stories adalah bisnis kecil macam wisata, kuliner, dan fashion. Sementara untuk bisnis yang besar itu seperti ponsel, mobil, dan produk minuman,” jelas Webster seperti dikutip dari Kompas.com pada Rabu (9/5).

Instagram Stories dipilih sebagai alat promosi bisnis wisata karena fitur ini begitu dekat dengan anak muda dengan rentang usia 15-35 tahun. Pada usia tersebutlah, mereka masih begitu semangat untuk eksis dengan berwisata.

Masih dari sumber lansiran yang sama, Webster menambahkan, jika para pelaku bisnis ingin mendapatkan perhatian dari instagram, maka mereka harus memiliki konten yang sesuai dengan usia tersebut.

Berikutnya, peluang berbisnis dengan memanfaatkan Instagram Stories juga didukung dengan hasil riset yang menunjukkan 52 persen pengguna Instagram mengaku lebih tertarik terhadap sebuah merek atau bisnis setelah melihat sebuah konten di Instagram Stories.

Baca juga: Beginilah pergerakan sektor bisnis perjalanan di Indonesia

Pemasaran produk yang dikemas melalui Instagram Stories juga kemudian dianggap lebih dekat dengan pengguna sehingga lebih mudah diterima dan dipelajari oleh para pengguna tersebut.

“Iklan di Instagram Stories juga memungkinkan interaksi dengan pengguna. Ada sponsored label yang clickable, kemudian ada native controls yang membuat pengguna bisa tap back, forward, pause. Kemudian ada swipe up ke link atau website agar bisa langsung melihat produk yang diiklankan,” ungkap Webster dikutip dari Kompas.com.

Dengan demikian, jika Anda sekarang ini sedang menjalankan bisnis wisata, Instagram Stories bisa dipilih sebagai platform untuk promosikan produk. Tentunya, Anda juga harus memperhatikan kualitas konten untuk para pengguna instagram.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU