Turis Nakal Kembali Berulah, Hutan Bambu Arashiyama Dibuat "Menangis" dan Kehilangan Keindahannya

Tanpa rasa bersalah, turis nakal secara sengaja membuat grafiti di pohon bambu di hutan bambu Arashiyama . Setidaknya ada 100 pohon bambu dirusak dan dicorat-coret dengan bahasa Inggris, China, Korea, dan karakter Jepang.

SHARE :

Ditulis Oleh: Rizqi Y

Salah satu destinasi favorit wisatawan di Jepang adalah Arashiyama. Destinasi pegunungan sebelah barat yang menjadi tujuan wisata selain Higashiyama. Hutan bambu Arashiyama adalah yang paling banyak dikunjungi. Keindahan hutan ini memang begitu luar biasa.

Saat berjalan di tengah lorong hutan bambu Arashiyama, kita akan merasakan suasana tenang yang benar-benar berbeda. Ketika angin berhembus, Anda akan melihat pohon bambu yang berwarna hijau mulus ini menari dan bernyanyi lewat gesekan dedaunan dan batangnya yang tinggi lurus.

Baca juga: Geser Singapura dan Jerman, Jepang Kini Jadi Negara Pemegang Paspor Paling Kuat di Dunia

Coretan di hutan bambu Arashiayama. Foto: nextshark

Sayangnya, ikon wisata kebanggaan Arashiyama ini harus menjadi korban ulah usil wisatawan alay yang tak bertanggung jawab.

Tanpa rasa bersalah, turis nakal tersebut secara sengaja membuat grafiti di pohon bambu di hutan tersebut. Setidaknya ada 100 pohon bambu dirusak dan dicorat-coret dengan bahasa Inggris, China, Korea, dan karakter Jepang.

Perusakan kawasan hutan bambu Arashiyama setidaknya terjadi sejak bulan Februari lalu. Staf pemeliharaan hutan telah berhasil menyembunyikan kerusakan bambu dengan beberapa pita hijau. Pita tersebut sebagai tanda jika pohon tersebut terpaksa harus ditebang. Menyedihkan bukan?

Coretan di hutan bambu Arashiayama. Foto: nextshark

Baca juga: Sokushinbutsu, Ritual Bunuh Diri di Jepang dengan Mengawetkan Tubuhnya Sendiri

Ebisuya, perusahaan yang membantu mengelola hutan dalam akun Facebooknya mengatakan:

“Bambu Arashiayama menangis.”

Banyaknya pohon bambu di hutan ini berarti membuat banyak hal indah pun hilang dari hutan damai tersebut. Salah satunya, pengunjung sudah tak bisa lagi melihat kemegahan hutan bambu dan harus menunggu bambu-bambu tumbuh kembali.

Menanggapi hal ini, pejabat Kyoto memberikan peringatan pada wisatawan untuk tak lagi membuat grafiti ke pohon bambu.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU