Hari masyarakat adat internasional diperingati pada 9 Agustus setiap tahunnya. Hari ini diperingati sejak Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mengadopsi Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Hak-Hak Masyarakat Adat (The United Nations Declaration on the Rights of Indigenous Peoples) pada 13 September 2007.
Pada peringatan tahun ini, mengambil tema Media Adat, Adat Memberdayakan Suara. Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki Moon mengatakan, peran penting radio komunitas dan televisi dalam menampilkan film dan dokumenter.
Suara-suara masyarakat adat, kata Ban Ki Moon, menceritakan kisah menarik bagaimana mereka memerangi abad ketidakadilan, diskriminasi. Dilakukan pula upaya advokasi sumber daya serta hak-hak melestarikan budaya, bahasa, dan tradisi spiritualitas.
Dalam pesan di Hari Masyarakat Adat Internasional ini, Ban Ki Moon, berjanji sistem PBB akan memberikan dukungan penuh dan bekerja sama dengan masyarakat adat maupun media mereka.
Di Indonesia, di berbagai daerah juga ada peringatan hari ini. Di Kalimantan Tengah (Kalteng), Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (Aman), memperingati hari ini dengan diskusi terbuka dan pemutaran film ”Sebuah Kesaksian Korban.” Film ini menampilkan masyarakat adat yang menjadi korban investor.
Di Kalimantan Timur (Kaltim), Aman mengadakan aksi solidaritas di DPRD Kaltim. Margaretha Seting Beraan, Ketua Aman Kaltim, juga Ketua Badan Teritorial Telapak Kaltim mengatakan, sengketa antara kelompok masyarakat dengan perusahaan atau antara kampung di Kaltim kebanyakan bermula dari sengketa perebutan hak atas tanah, baik perebutan antarmasyarakat di dalam kampung maupun antarkampung dengan kampung.
Di Papua, masyarakat turun ke jalan merayakan kelangsungan hidup mereka sebagai masyarakat adat. Demonstrasi terjadi di Manokwari, Serui, Baliem, Jayapura dan berbagai lokasi lain di Papua Barat.
Peringatan digelar di depan kantor Suku Dewan Papua. Tampak beberapa bendera Bintang Kejora berkibar. Ribuan pengunjuk rasa berjalan berkeliling Kota Manokwari sambil berorasi.
Pasukan keamanan mencoba menyita bendera Bintang Kejora tetapi pengunjuk rasa memilih melanjutkan aksi damai ini.