Ngilu, Tradisi Saling Bunuh Suku di Indonesia Ini Membuat Bergidik

Meski Indonesia ini kaya akan tradisi yang unik, tapi siapa sangka, ada juga tradisi mengerikan yang dilakukan para suku pedalaman.

SHARE :

Ditulis Oleh: Echi

Tradisi atau kebiasaan yang diwarisakan secara turun temurun dari leluhur menjadi suatu peninggalan budaya yang begitu berharga di tengah digitalisasi budaya dan modernitas. Tradisi yang masih berkembang dan dilestarikan oleh sekelompok masyarakat tertentu tersebut menjadi hal unik dan menarik untuk ditelisik. Bahkan, tradisi unik warisan leluhur pun bisa menjadi daya tarik wisatawan.

Baca juga: Suku kanibal yang ada dekat dengan Indonesia

Di Indonesia, menemukan tradisi budaya yang unik begitu mudahnya, sebut saja tradisi Dugderan Semarang, tradisi Sekatenan, tradisi Omed-omedan di Bali, dan banyak lainnya. Meski Indonesia ini kaya akan tradisi yang unik, tapi siapa sangka, ada juga tradisi mengerikan yang dilakukan para suku pedalaman.

1. Tradisi Carok, Madura

Carok dan clurit menjadi bagian dari tradisi mengerikan Madura. Foto dari http://koewatno.blogspot.com

Dulu, sebelum hidup manusia dikuasai teknologi digital, orang-orang yang berasal dari Madura mendapatkan kesan “menyeramkan”. Hal tersebut disebabkan karena orang Madura memiliki latar budaya yang keras. Di sana terdapat tradisi Carok yang mematikan.

Carok ini merupakan tradisi bertarung menggunakan senjata tajam seperti celurit untuk menyelesaikan masalah tertentu. Tidak ada peraturan resmi dalam pertarungan ini karena carok merupakan tindakan yang dianggap negatif dan kriminal serta melanggar hukum. Ini merupakan cara suku Madura dalam mempertahankan harga diri dan “keluar” dari masalah yang pelik seperti saat kehormatan diinjak-injak dan dicemarkan.

Ditambah lagi, menurut Antropolog Universitas Airlangga, Bambang Boediono, mengatakan iklim yang panas dan wilayah geografis yang kering membuat warga mudah tersulut emosi.

Bahkan, terdapat kalimat khusus yang menggambarkan tradisi carok Madura ini.

Lakona daging bisa ejai’, lokana ate tada’ tmbana kajaba ngero’ dara”.

Kalimat itu berarti “Daging yang terluka masih bisa dijahit, tapi jika hati yang terluka tidak ada obatnya, kecuali minum darah.”

2. Ngayau, Kalimantan

Tradisi mengerikan Ngayau Dayak, memenggal kepala musuh pengganggu. Foto dari boombastis.com

Ngayau atau kayau adalah tradisi berburu kepala yang dilakukan suku Dayak, Kalimantan. Dalam bahasa Dayak sendiri kayau memang berarti musuh. Dengan kata lain, ngayau berarti berburu kepala musuh.

Perburuan kepala ini hanya dilakukan saat Suku Dayak merasa terancam atau saat musuh mengganggu mereka. Melansir dari beritagar.id, dulu jika ada orang asing yang memasuki hutan kekuasaan suku Dayak tanpa izin akan diburu kepalanya. Penebasan kepala musuh sendiri dilakukan karena mereka percaya cara ini akan menghindarkan dari gangguan roh musuh.

Ritual berburu kepala musuh ini sudah lama hilang. Namun, ritual Ngayau pernah menggegerkan Indonesia pada Februari 2001 di Sampit, Kalimantan Tengah.

Kala itu, Suku Dayak bentrok dengan pendatang Madura di Sampit, golongan yang dipandang menguasai sumber daya ekonomi dan hidup eksklusif. Di puncak kemurkaan mereka, tradisi kayau atau penggal kepala lahir kembali.

Hasilnya, ratusan korban tanpa kepala berjatuhan tanpa pandang bulu. Ribuan pendatang Madura di Kalimantan Tengah tak henti diburu nyaris sepanjang tahun. Situasi diperburuk dengan keahlian khas Suku Dayak yang konon, mereka bisa mengenali aroma tubuh orang Madura yang disebut-sebut mirip bau sapi.

Kini, tradisi Ngayau hampir punah. Tradisi ini bisa dilakukan kembali atas permintaan khusus namun mengganti perburuan kepala manusia dengan memenggal kepala hewan seperti babi.

Baca juga: Fakta Mengerikan Pesawat Terbang, dari 11 Menit Mematikan hingga Bakteri Penyebab Kematian

3. Kanibalisme, Papua

Suku Korowai di pedalaman Papua

Di Papua Nugini Barat, tepatnya sepanjang Sungai Ndeiram Kabur, hampir 4000 orang di Suku Korowai mengonsumsi daging manusia untuk acara khusus: yaitu, balas dendam.

Mereka percaya bahwa seorang khakhua (“manusia penyihir”) membunuh anggota suku untuk alasan yang tidak diketahui, jadi mereka harus memakan tubuh korban untuk membalaskan dendamnya. Biasanya, ritual tersebut dilakukan sebagai bentuk hukuman kepada pelanggar hukum adat.

Dilansir dari berbagai sumber, beberapa tahun yang lalu, diberitakan praktek kanibal yang dilakukan Suku Korowai di mana seorang ayah memakan putrinya sendiri yang baru berusia tiga tahun. Tragisnya, gadis tersebut digigit lehernya, dimakan dagingnya, dan diminum darahnya.

4. Ritual Suku Naulu, Maluku

Tengkorak kepala yang ada di rumah adat Kepala Suku Naulu Maluku. Foto dari boombastis.com

Tradisi mengerikan yang terakhir adalah ritual suku Naulu, Maluku. Hampir sama seperti tradisi Ngayau di Kalimantan, suku Naulu pun memegang tradisi memenggal kepala manusia. Bedanya, suku Naulu melakukannya sebagai persembahan untuk melindungi kampung adat mereka dari kesialan dan melancarkan kehidupan.

Dikisahkan, raja-raja suku Naulu zaman dulu menggunakan cara ini untuk memilih seorang menantu laki-laki. Sebagai bukti kejantanan, si pria harus membawa kepala manusia sebagai mas kawin.

Ritual mengerikan ini sebenarnya sudah dihilangkan dan dilarang dilakukan sejak awal 1900an. Namun, pada tahun 2005, ritual ini kembali dilakukan. Dua mayat tanpa kepala ditemukan di kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah.

Korban ditemukan dalam kondisi yang mengenaskan. Setelah diselidiki, korban dibunuh oleh Suku Naulu sebagai persembahan untuk leluhur. Mereka percaya kepala korban dapat menjaga rumah adat dari bahaya. Tak hanya kepala, jantung, lidah, dan jari pun potong untuk kemudian diasapi.

Pelaku pemenggalan akhirnya dihukum mati dan ada juga yang dipenjara seumur hidup. Setelah kejadian tragis tersebut, ritual penggal kepala Suku Naulu benar-benar dilarang.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU