Hal yang Harus Anda Tahu Sebelum ke Raja Ampat, Papua

Tips perjalanan ke Raja Ampat, Papua.

SHARE :

Ditulis Oleh: Johan Vembrianto

Foto dari PedomanNews

Masalah terbesar : Transportasi

Dalam perjalanan ini, biaya paling besar yang dikeluarkan untuk ke Raja Ampat ada pada transportasi. Hal-hal ini mungkin bisa dijadikan pertimbangan.

– Kapal PELNI

Transportasi paling murah untuk sampai di Sorong dengan garis start di Jakarta. Sekali jalan dikenakan biaya Rp 700.000,- sampai Rp 800.000,- per orang. Namun estimasi waktu sangat lama dengan memakan waktu hingga 5 hari.

Transportasi ini cocok untuk orang yang memang memiliki banyak waktu lengang. Tidak untuk pekerja kantoran yang hanya memiliki waktu cuti sedikit.

– Mencari Tiket Promo Pesawat

Jauh-jauh hari, lebih baik Anda sering-sering mengecek tiket promo. Untuk hari-hari biasa atau mungkin di hari-hari libur, tiket akan melambung tingi Rp 3-6 juta sekali terbang.

Cara inilah yang saya tempuh untuk sampai di Raja Ampat, dengan tiket promo dari maskapai bernama salah satu kerajaan zaman dulu, saya mendapat promo “beli 1 gratis 1” dengan harga tiket 4 kali lebih murah harga normal. Memang terkesan menggiurkan, namun cara ini sangat mengandalkan keberuntungan. Kecuali Anda tahu trik mendapatkan tiket promo dengan mudah.

Selain itu pastikan pesawat Anda sampai sebelum pukul 12.00 WIT agar dapat beristirahat sejenak sebelum menyeberang ke Waisai menggunakan perahu pada pukul 14.00 WIT. Perlu merogoh kocek Rp 120.000,- untuk menyeberang dari Sorong ke Raja Ampat. Hanya saja, kapal ini menggunakan sistem “kapal penuh, langsung berangkat”. Misal sebelum jam 14.00 WIT kapal sudah penuh, kapal ini akan berangkat. Bagian favorit saya dari perahu ini adalah interiornya yang nyaman, dilengkapi sofa empuk.

Ala backpacker atau ikut open trip agen wisata?

Open Trip

Hanya dengan biaya Rp 7,5 juta, indahnya Raja Ampat bisa dinikmati selama 4 hari. Teman dari teman saya membuka open trip gabungan yang minimal kuota 12 orang. Namun, untuk biaya ini belum termasuk biaya PP dari kota pemberangkatan ke Sorong, karena biasanya open trip ini menjadikan Sorong sebagai meeting point.

Meski cukup mahal -bahkan lebih mahal dari perjalanan kelling Asia Tenggara-, kabar baiknya jika menggunakan jasa agen wisata, Anda tak lagi memikirkan bagaimana nanti mencari hotel, biaya diving, dan bahkan dokumentasi pun sudah mereka urus.

– Backpacker

Untuk menekan pengeluaran trip ala backpacker ke Raja Ampat, saya sangat menyarankan untuk mengajak teman minimal 4 orang demi menekan biaya transportasi dan penginapan karena dengan rombongan akan lebih murah.

Selain itu, berbeda dengan open trip agen wisata yang telah memiliki jadwal waktu kunjung terbaik ke Raja Ampat, saat backpacking kita harus memperhatikan musim. Pada bulan-bulan November – Januari bukan waktu terbaik berkunjung ke sana.

Untuk tempat menginap, sebenarnya kita bisa memilih menginap di Sorong atau Waisai ( Ibukota Raja Ampat). Menginap di Sorong, Anda harus merogoh Rp 8.000.000/20 orang untuk sekali menyeberang. Meski mahal, fasilitas penginapan di Sorong jauh lebih lengkap.

Di Waisai, saya menginap di sebuah resort seharga Rp 500.000/hari, diving Rp 550.000/spot dan sewa alat snorkeling Rp 50.000,-.  Sebuah harga yang sepadan dengan yang saya dapat. Romantisnya matahari senja, pepohonan rimbun sekitar penginapan, beberapa soa-soa yang menempel di batang pohon, dan tentu saja bonus beberapa sengatan lalat babi -saya anggap ini kenang-kenangan yang hanya bisa didapat di Raja Ampat.

Apa yang bisa dilakukan di Raja Ampat?

Selain menikmati pulau yang masih perawan dengan segala pemandangan yang tidak ada duanya, alasan utama saya datang ke sana adalah untuk diving dan snorkeling. Sepanjang mata memandang, saya mendapati pemandangan hutan lebat, gugusan batu kapur berwarna-warni dan aneka tumbuhan langka serta sarang penyu di tepi pantai.

Hal paling penting tentu saja, melakukan hal mainstream : berfoto selfie di gugusan Pulau Wayag yang terkenal itu.

Melihat burung Cenderawasih di kebun binatang adalah hal yang sudah biasa. Bagaimana dengan melihatnya langsung di Papua? Di kepulauan GAM saya terpana melihat secara langsung tarian burung langka ini.

Hal lainnya? Bercengkrama dengan masyarakat lokal Raja Ampat. Inilah bagian terbaik dari Raja Ampat. Mereka sangat ramah dan suka tertawa. Hal paling saya ingat, anak-anak Raja Ampat sangat suka jika saya mengeluarkan satu bungkus permen cokelat dari kantung, mereka langsung berkerumun di sekitar saya.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU