Sindoro, Gunung di Jawa Tengah yang Paling Bikin Putus Asa Pendaki, Setuju?

Tanjakan-tanjakan terjal yang tak ada habisnya dan banyaknya 'puncak palsu' membuat Sindoro dikenal sebagai 'gunung pemberi harapan palsu'.

SHARE :

Ditulis Oleh: Echi

Foto dokumentasi pribadi penulis

Tepat pada hari ini, tahun 2013 silam, saya berhasil menuntaskan misi menggapai puncak Gunung Sindoro. Kembaran Gunung Sumbing ini bukanlah gunung tertinggi di Pulau Jawa. Bukan juga gunung yang memiliki jalur paling ekstrem. Gunung Sindoro juga belum memiliki nama setenar Gunung Semeru ataupun Rinjani. Jadi, prestige yang di dapat ketika sanggup merengkuh puncaknya tidak se-‘wow’ saat berhasil mencapai puncak gunung-gunung tadi.

Gunung Sindoro suka mem-‘php’ pendaki

Bagi saya, Sindoro adalah gunung yang luar biasa “tangguh”. Suka sekali mem-php pendaki. Punya banyak “false peak” alias puncak palsu. Benar-benar gunung yang menguji mental dan nyali. Epiknya lagi, gunung ini sanggup membuat saya menangis terharu.

Banyak kejadian menarik yang saya alami selama pendakian, namun tanjakan-tanjakan terjal Sindoro-lah yang begitu membekas di hati. Saya memulai pendakian ke puncak pukul 08.30 WIB dari pos 3. Awalnya terasa seru, saya masih bisa haha-hihi, foto-foto bersama teman, dan begitu menikmati rumput dan pepohonan yang hijau.

Namun, setelah dua jam pendakian, saya bertanya-tanya, ini kapan sampai puncaknya? Benar-benar buta medan, karena saat itu jugalah pertama kalinya saya naik Gunung Sindoro. Dengan langkah yang mulai gontai, saya menjumpai puncak-puncak palsu. Ketika saya pikir sudah hampir sampai puncak, kaki ini melangkah dengan pasti. Tapi, semakin mendekat, “kok puncaknya ada lagi?” Dan ternyata, false peak! Benar-benar merasa di-php Sindoro.

Jika diibaratkan dengan suatu hubungan, Sindoro ini orang yang suka main di area friend-zone. Kelihatannya sih tertarik, tapi kok nggak ngasih kepastian juga.

Perjuangan yang keras terbayar dengan rasa sangat puas

Foto saya di puncak Sindoro (beneran nggak boong). Foto merupakan dokumentasi pribadi penulis

Yang namanya diberi harapan palsu itu nggak ada yang enak. Tapi, percayalah kalau mau bersabar sedikit saja (meski di-php terus-terusan), nikmatnya luar biasa. Kamu bisa menghargai perjuanganmu dan bersyukur sudah sampai di puncak.

Kala itu saya menangis terharu bisa sampai di Puncak Sindoro. Kenapa? Karena itu adalah pendakian perdana saya di Sindoro, berdua saja tanpa teman pria. Selain itu, Gunung Sindoro adalah target gunung terakhir yang ingin saya penuhi pada tahun 2013.

Pemandangan Puncak Sindoro saat itu memang biasa saja. Jarak pandang mungkin hanya sekitar 3 meter. Lanskap alam dari puncak tak terlihat, hanya kabut tebal, gerimis, angin kencang. Bahkan, hampir saja tubuh saya yang kurus ini terbang bersama angin (agak berlebihan, tapi memang ini nyata).

Segala daya dan upaya akan terasa begitu berharga jika kamu berusaha dan bersabar

Saya sangat bersyukur bisa menyelesaikan misi yang bagi saya pribadi cukup berat. Perjuangan mendaki puncak yang berat, insiden diterjang babi hutan, tersesat beberapa meter sebelum sampai di pos 3, dan pulang menumpang mobil sayur bak terbuka.

Ketika saya menceritakan pengalaman ini pada teman-teman, ternyata beberapa dari mereka juga mengalami hal serupa. Merasa di-php puncak Sindoro.

Menurut saya, Sindoro adalah gunung di Jawa Tengah yang cukup bikin ingin menyerah, putus asa, bahkan mengakhiri pendakian tanpa puncak.

Kamu yang pernah naik Sindoro, setujukah kalau Sindoro adalah gunung yang bikin kita desperate? Ikuti polling di bawah ini ya!

***

Setujukah kamu kalau Sindoro adalah gunung yang paling bikin desperate?

View Results

 Loading …
SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU