90% Gunakan Bahasa Jawa, Film Bayu Skak Di-bully Netizen

Parahnya, saat keberadaan Bahasa Daerah yang berada diambang kepunahan, film Bayu Skak yang menggunakan bahasa daerah dianggap tak nasionalis.

SHARE :

Ditulis Oleh: Echi

Tulisan dalam video unggahan di Youtube yang membahas film Bayu Skak . Foto dari tangkapan layar youtube Bayu Skak

“Aku iki makaryo nganggo boso Jowo ben awak dewe iki gak lali budoyone kene”

Vlogger asal Surabaya yang sangat kental dengan bahasa Jawanya ini baru saja membuat video pembelaan perihal bully-an netizen terhadap film perdananya sebagai sutradara, ‘Yo Wis Ben’.

Film Bayu Skak yang bergenre komedi ini mendapat cibiran netizen karena menggunakan 90% bahasa Jawa.

Entah apa yang salah dengan bahasa Jawa, tapi banyak netizen yang memberikan komentar bernada mengolok-olok di halaman instagramnya.

Video pembelaan terhadap suku Jawa. Foto dari tangkapan layar youtube Bayu Skak

Beberapa netizen berkomentar, bahasa Jawa adalah bahasa pembantu. Ada juga yang bilang kalau Bahasa Jawa itu bahasa TKW. Parahnya, film Bayu Skak ini dianggap tak nasionalis karena tak menggunakan Bahasa Indonesia yang dianggap lebih umum.

Padahal, selama ini, kita selalu berbangga dengan keanekaragaman budaya, 707 bahasa, 1340 suku, 6 agama, dan lanskap alam Indonesia yang memesona. Tapi, tahukan kalian, bahwa tanpa disadari, aset warisan budaya bangsa yang dimiliki Indonesia perlahan menyusut.

Baca juga: Indonesia tempati urutan kedua sebagai negara dengan bahasa terbanyak

Salah satu aset budaya Indonesia yang perlahan hilang adalah bahasa. Melansir dari Jakarta Post dalam artikel berjudul “Almost 140 local languages on brink of extinction”, pada tahun 2016, total 139 bahasa daerah di Indonesia yang terancam punah. Dalam artikel tersebut juga disebutkan, Indonesia memiliki 707 bahasa, 659 bahasa yang terdokumentasikan dari 2348 daerah di seluruh Indonesia, sejumlah 617 bahasa daerah telah terverifikasi secara resmi di Balai Pengembangan Bahasa, dan 15 bahasa daerah dinyatakan punah.

Salah satu penyebab kepunahan bahasa daerah di Indonesia adalah faktor urbanisasi. Mereka yang melakukan urbanisasi dari desa ke kota perlahan mulai meninggalkan bahasa daerah asalnya karena tak lagi aktif menggunakan bahasa daerah di kota.

Jika bahasa daerah di Indonesia yang dibangga-banggakan karena jumlahnya terbanyak nomor dua di dunia setelah Papua New Guinea perlahan menghilang dari kehidupan manusia, lalu apalagi kebanggaan yang bisa diwariskan kepada anak cucu kita?

Ketika budaya kita mulai hilang, saat itulah nasionalisme kita dipertanyakan, apa yang sudah kita perbuat untuk menjaga keutuhuan warisan budaya Indonesia? Mencibir dan mengolok-mengolok bahasa daerah seenaknya? Tanyakan lagi pada hati nurani, apakah itu yang dinamakan nasionalis.

Bayu Skak, Joshua Suherman, beserta pemain film Bayu Skak Yo Wes Ben. Foto dari sini

Di sisi lain, dalam film Bayu Skak Yo Wes Ben ini dia pun turut mengedukasi para penontonnya tentang penggunaan bahasa daerah. Kepada mereka yang melecehkan bahasa Jawa, kalau mau membuka pikiran lebih luas lagi, belajar bahasa Jawa sangat dianjurkan saat jalan-jalan kunjungi Jawa Tengah dan sekitarnya.

Misalnya saat liburan ke Yogyakarta. Membaur seperti warga lokal akan memberikan keuntungan lebih. Keuntungan pertama yang begitu kental terasa adalah saat membeli oleh-oleh di Malioboro. Kalian tahu, banyak penjual souvenir di area Malioboro yang tega memberikan harga tinggi saat tahu bahwa si pembeli ini adalah turis kota metropolitan yang dianggap punya banyak uang. Sedangkan saat kalian menggunakan bahasa daerah setempat, para penjual souvenir kemungkinan akan lebih murah hati memberikan harga rendah.

Baca juga: 17 istilah dalam bahasa Medan yang bisa dipelajari sebelum berencana liburan ke Medan

Begitupun saat liburan ke Medan, membekali diri dengan kosakata Bahasa Medan sebelum liburan ke sana menjadi hal penting dilakukan. Jadi, semisal harus tersesat atau pun harus bertanya kepada warga lokal yang kurang bisa berbahasa Indonesia, bisa menggunakan bahasa daerah. Karena harus diakui, di Indonesia ini masih ada warga yang tak begitu lancar bahkan tak bisa menggunakan Bahasa Indonesia. Kalau ada yang beranggapan semua orang Indonesia sudah pasti bisa bahasa Indonesia, mungkin terlalu sering jalan-jalan ke mall.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU