Dinas Pariwisata Kota Bima tahun ini mulai fokus ‘menjual’ Pantai Lawata dan Kolo untuk wisatawan. Mereka gencar melakukan pembenahan dua pantai yang menjadi ikon kota tersebut untuk mendapat pemasukan lebih tinggi dari wisatawan.
Kabid Pemasaran dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kota Bima, Yuliana mengatakan, 2 objek tersebut akan menjadi fokus wisata Bima dan telah layak komersil setelah dilakukan penataan kawasan.
“Kami akan fokus menjual dua pantai ini,” ujarnya seperti dilansir dari Radar Tambora.
Yuliana menambahkan, pelayanan di Pantai Lawata dan Kolo akan terus ditingkatkan agar wisatawan makin betah.
Fasilitas di Pantai Lawata sekarang makin lengkap setelah ada parkir elektronik. Diharapkan wisatawan makin aman dan nyaman selama berwisata di sini tanpa perlu takut kecurian.
Untuk urusan kuliner, dinas pariwisata telah mengupayakan pengusaha kuliner dapat berjualan di sana agar wisatawan tak perlu lagi repot membawa bekal.
Sedangkan di Pantai Kolo kini tengah dibangun dermaga, lapangan volly, penataan pantai, dan beberapa fasilitas lainnya. Tahun ini juga diupayakan dibuatkan Peraturan Daerah soal pengelolaan Pantai Kolo.
Selain fasilitas, Pantai Lawata dan Pantai Kolo juga akan dilengkapi dengan program menarik untuk menghibur para wisatawan. Contohnya pementasan seni. Pementasan seni ini bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan daerah setempat karena melibatkan warga dan siswa.
“Kebetulan panggung pentas dan seni akan rampung dibuat tahun ini. Sehingga pagelaran bisa dipentaskan di sana,” pungkas Yuliana.
Secara umum, Bima sendiri terkenal dengan wisata bahari-nya. Pantai adalah daya tarik yang tak bisa dipisahkan dari daerah yang terletak di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat ini.
Selain Pantai Lawata dan Pantai Kolo, di Bima juga terdapat beberapa pantai indah yang layak dikunjugi oleh wisatawan, yaitu Pantai Kalaki di dekat pusat kota, Pantai Amahani, Pantai Ule, Pantai Sonumbe, serta eksotisme Pulau Kambing.
Selain itu juga ada wisata Gunung Punde Nence, Museum Asi Mbojo yang dikenal sebagai peninggalan Kesultanan Bima, dan Goa Ringi Ncanga yang jaraknya hanya 2,5 kilo dari pusat kota.