Sebuah mitos mengatakan bahwa setiap orang yang datang ke Samarinda lalu meminum air Sungai Mahakam, maka suatu saat pasti akan kembali ke Samarinda. Percaya atau tidak, semua orang pasti akan merindukan tempat yang pernah dikunjungi, apalagi jika kunjungannya untuk berwisata. Bukan semata-mata soal air sungainya, Samarinda memang selalu membuat rindu. Terutama karena nasi kuningnya, mihun, ayam cincane, soto banjar, dan banyak lagi kuliner khas lainnya.
Tak hanya kulinernya yang menggoda, destinasi wisata di Samarinda juga ternyata selalu sukses membuat rindu. Salah satunya Pulau Kumala yang terletak di tengah Sungai Mahakam. Atau bagi umat muslim, Masjid Islamic Center Samarinda yang merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara juga punya daya tarik tersendiri.
Meski tidak setenar Bali atau Lombok, tapi destinasi wisata di Samarinda berikut ini wajib dikunjungi meski cuma sekali seumur hidup.
Pulau Kumala sering disebut sebagai Ancolnya Samarinda. Destinasi wisata di Samarinda ini menyediakan beragam atraksi permainan, seperti misalnya jet coaster, bombom car, gokart, komedi putar, dan kereta api mini untuk menglilingi pulau. Ada juga sky tower berupa planetarium yang bisa dimanfaatkan untuk melihat pemandangan Pulau Kumala dan juga Kota Tenggarong dari ketinggian. Sky Tower ini berketinggian 75 meter, jadi cukup puas kalau untuk menikmati panorama perkotaan.
Di area Pulau Kumala Tenggarong ini terdapat aquarium yang menampung ikan pesut atau (orcaella brevirostris). Ikan pesut ini merupakan spesies lumba-lumba air tawar yang juga terdapat di Sungai Irawady, Brazil dan Sungai Mekong di China.
Pulau Beras Basah merupakan salah satu tempat wisata di Samarinda yang menawarkan panorama bawah laut. Airnya yang jernih, ombak tenang serta pasir putihnya yang lembut membuat pulau ini kerap kali dijadikan arena untuk snorkeling. Pemandangan yang bisa dinikmati tentu saja terumbu karang, biota laut yang beragam, termasuk bintang laut yang lucu.
Aktivitas lain yang bisa dilakukan wisatawan selain snorkeling adalah bermain banana boat. Untuk mencoba permainan ini wisatawan cukup membayar Rp25.000 saja. Fasilitas yang tersedia juga cukup lengkap, seperti mushola, warung makan dan toilet yang bersih.
Belum lama ini pemerintah Samarinda mulai menggarap wisata susur sungai menggunakan kapal, atau sering juga dikenal dengan istilah ruver cruise. Melalui atraksi wisata ini wisatawan akan diajak menyusuri Sungai Mahakam, sungai yang memiliki panjang tak kurang dari 920 km dan menjadi salah satu media transportasi utama warga Samarinda.
Saat ikut dalam river cruise ini wisatawan akan menemui setidaknya 3 kebudayaan di sini, yaitu kebudayaan pesisir yang berada di kota Samarinda, kebudayaan kerajaan yang berada di Kutai Kartanegara, juga kebudayaan pedalaman di Kutai Barat hingga ke Mahakam Ulu. Semuanya berada di sepanjang aliran sungai Mahakam tentunya. Perjalanan ini akan memberikan pengalaman yang sama sekali berbeda dengan tempat wisata lainnya di Indonesia.
Salah satu oleh-oleh khas Samarinda adalah kain tenun. Motif utama kain tenun Samarinda adakah kotak-kotak. Tempat wisata di Samarinda yang juga sekaligus dijadikan sebagai sentra penghasil kain tenun ada di Kecamatan Samarinda Seberang, tepatnya di Kampung Baqa dan Kampung Masjid.
Di Kampung Baqa dan Kampung Masjid wisatawan tak hanya bisa membeli kain yang sudah jadi, namun bisa juga melihat langsung proses pembuatan kain tenun. Proses pembuatannya sendiri masih sangat tradisional dan sederhana, yaitu menggunakan alat tenun manual bernama gedokan. Wisatawan juga diperbolehkan mencoba membuat kain tenun sendiri, tapi harus dengan pendampingan ahlinya. Biasanya untuk satu kain tenun dibutuhkan waktu 3 – 7 hari untuk membuatnya.
Untuk wisatawan yang tertarik mempelajari sejarah dan budaya adat Dayak, maka Desa Budaya Pampang bisa jadi pilihan destinasi yang tepat. Destinasi wisata di Samarinda yang satu ini akan mengajak wisatawan untuk belajar tentang budaya adat. Desa yang dihuni oleh Suku Dayak Kenyah ini pada setiap hari Minggu pukul 13.00 – 15.00 waktu setempat akan mengadakan pertunjukan seni di lamin (gedung pertemuan desa). Biasanya saat pertunjukan berlangsung, seluruh warga akan mengenakan pakaian adatnya.
Wisatawan yang ingin merasakan bagaimana rasanya menjadi warga suku Dayak bisa juga menyewa kostum baju adat lalu berfoto dengan atar rumah sukunya.
Rumah adat Suku Dayak masih dalam rumah adat yang unik karena memiliki ukiran khas yang tak dimiliki suku lainnya. Di Desa Budaya Pampang juga terdapat tempat penjualan souvenir Suku Dayak yang cocok untuk oleh-oleh.