Setelah resmi dibuka kembali untuk aktivitas pendakian pada 4 April 2018, Gunung Semeru memberlakukan aturan camping di Ranukumbolo. Aturan tersebut dibuat untuk meningkatkan ketertiban dan kelestarian lingkungan di area danau.
Berikut beberapa aturan camping di Ranu Kumbolo yang mungkin saja belum Anda ketahui.
Aturan camping di Ranu Kumbolo yang pertama berkaitan dengan area pendirian tenda. Sebenarnya, tidak ada perubahan tentang pendirian tenda di Ranu Kumbolo. Tahun ini pun para pendaki masih disarankan untuk mendirikan tenda di area savana dekat dengan pos empat dan dekat shelter di balik bukit yang mengitari Ranu Kumbolo.
Selain area yang disebutkan tersebut, pendaki tak diperbolehkan untuk mendirikan tenda. Hal ini dikarenakan adanya area tertentu yang disakralkan warga setempat. Jadi, jika tak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, lebih baik dirikan tenda di tempat yang sudah ditetapkan saja.
Supaya tenda bisa berdiri dengan rapi, maka pada tepian Ranu Kumbolo telah dipasangi garis-garis pembatas pendirian tenda dengan jarak lebih dari 15 meter dari bibir danau.
Bahkan, jika Ranu Kumbolo pun masih tercemar dengan banyaknya kotoran sampah makanan, maka bukan tidak mungkin jarak pembatas antara danau dengan lokasi pendirian tenda akan diperjauh.
Sedangkan aturan camping di Ranu Kombolo selanjutnya berkaitan dengan masalah mencuci perlengkapan memasak, alat makan, dan lainnya. Yang perlu jadi catatan, pendaki hanya diperbolehkan mencuci di area dengan jarak 15 meter dari pinggir danau.
Selain itu, semua pendaki diwajibkan untuk membuat galian tanah sebagai tempat untuk mencuci dan membuang sampah makanan. Harapannya, dengan pendaki mengubur sampah makanan (sampah organik), maka sampah tersebut akan terurai dengan baik.
Kemudian, pendaki pun tidak diperbolehkan mengambil air di danau dengan menggunakan nesting atau perlatan makan yang masih mengandung minyak. Dikhawatirkan kandungan minyak yang tersisa akan mencemari danau. Pendaki bisa mengambil air dengan botol minuman yang masih bersih.
Saat ini, Gunung Semeru memang sudah memfasilitasi pendaki dengan dibangunnya toilet basah. Toilet basah, artinya toilet yang menyediakan air untuk bilas. Di sana telah tersedia total 6 bilik toilet basah di kawasan Ranu Kumbolo. Namun, toilet basah tersebut belum dialiri air, jadi pendaki harus mengambil air di Ranu Kumbolo.
Selain itu, apabila toilet dalam kondisi penuh sesak, pendaki bisa buang air di area terbuka, namun jangan sembarangan. Pendaki harus mencari lokasi buang air dengan jarak minimal 15 meter dari pinggir danau. Bagaimana cara buang air yang baik di gunung? Anda bisa membaca tips nya berikut ini.
Aturan camping di Ranu Kumbolo yang satu ini sudah sejak lama diterapkan. Pendaki dilarang mandi dan berenang di danau, namun masih saja ada yang melakukannya.
Tahukah Anda, mandi di tengah danau Ranu Kumbulo sangat berbahaya. Pertama, suhu air danau tak bisa diprediksi, cukup ekstrem. Kemudian, danau Ranu Kumbolo pun memilki ke dalaman sekitar 28 meter di mana sangat membahayakan jika tiba-tiba kram dan terjadi hal yang tak diinginkan.
Kasus mengerikan tentang pelanggaran aturan berenang di Ranu Kumbolo pernah terjadi pada 2005 silam di mana seorang pendaki ditemukan tewas karena berenang di danau. Saat itu, tubuhnya kram dan tenggelam. Jasadnya baru diketemukan tiga hari dalam keadaan terapung.
Aturan camping di Ranu Kumbolo yang terakhir adalah larangan membuat api unggun. Alasan utama mengapa kegiatan ini sangat dilarang karena saat ini kayu pepohonan yang berada di sekitar Danau Ranukumbolo makin menipis.
Sebagai gantinya, pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru akan menyiapkan api unggun bersama dekat dengan shelter yang bisa mempererat hubungan antara satu pendaki dengan lainnya.