Gempa dahsyat yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat belum lama terjadi, Indonesia kembali berduka. Jumat (28/9), kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah diterjang gempa berkekuatan 7,4 richter. Indonesia memang sering dilanda gempa bumi dan hal ini terjadi tidak tanpa sebab. Sejarah mencatat bahkan terdapat ratusan gempa yang terjadi per tahunnya.
Secara geografis, Indonesia memang terletak di lokasi rawan gempa. Walaupun Indonesia memiliki kekayaan alam yang tak terbatas karena berada di antara 2 samudera dan benua, hal ini juga berbahaya.
Indonesia secara kasat mata terletak di lempeng Australia, lempangen Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Karena lempengan ini terus bergerak, maka terkadang tidak dapat dihindari tumbukan yang dapat menciptakan gempa.
“Dari tumbukan ini terimplikasi adanya sekitar enam tumbukan lempeng aktif yang berpotensi memicu terjadinya gempa kuat,” ujar Dr Daryono, Kepala Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dilansir dari BBC Indonesia.
Selain itu, Indonesia juga memilki patahan, yaitu hasil dari gerakan tekanan yang menyebabkan lapisan kulit bumi retak dan patah. Saat ini, terdapat beberapa patahan aktif di Indonesia, yaitu patahan besar Sumatra yang membelah Aceh sampai Lampung, sesar aktif di Jawa, Lembang, Jogjakarta, di utara Bali, Lombok, NTB, NTT, Sumbawa, di Sulawesi, Sorong dan Memberamo di Papua, dan di samping Pulau Kalimantan.
“Wilayah Indonesia juga sangat kaya dengan sebaran patahan aktif atau sesar aktif. Ada lebih dari 200 yang sudah terpetakan dengan baik dan masih banyak yang belum terpetakan sehingga tidak heran jika wilayah Indonesia itu dalam sehari itu lebih dari 10 gempa yang terjadi,” tambah Daryono, dilansir dari sumber yang sama.
Tak hanya itu, beradanya Indonesia di daerah Cincin Api Pasifik atau Circum-Pacific Belt juga membuat Indonesia rawan gempa. Cincin Api Pasifik adalah daerah yang memiliki banyak sesar dan memanjang sekitar 40 ribu kilometer, dimulai dari Chile, Jepang, dan berhenti di Asia Tenggara. Daerah ini juga sering disebut sabuk gempa pasifik. Indonesia memiliki lebih dari 100 gunung berapi aktif yang juga bisa menimbulkan gempa bumi vulkanik.
Kondisi geografis ini yang menjadikan Indonesia sebagai wilayah yang rawan bencana letusan gunung api, gempa, dan tsunami namun di sisi lain menjadikan Indonesia sebagai wilayah subur dan kaya secara hayati. Debu akibat letusan gunung berapi menyuburkan tanah sehingga masyarakat tetap banyak yang tinggal di area sekitar gunung berapi. Jalur Cincin Api juga memberikan potensi energi tenaga panas bumi yang dapat digunakan sebagai sumber tenaga alternatif.
Manusia tidak bisa menghentikan gempa bumi maupun bencana alam lainnya karena hal tersebut di luar batas manusia. Namun, kita masih bisa mencegah atau mengurangi dampaknya. Memberikan edukasi dengan tidak membangun gedung-gedung di daerah tertentu bisa mengurangi dampak buruk gempa bagi sekitar.
Upaya pencegahan gempa lainnya adalah dengan membangun rumah tahan gempa seperti yang ada di Jogjakarta. Ulasan selengkapnya tentang rumah tahan gempa bisa dibaca di sini.