Bertepatan dengan perayaan Hari Raya Nyepi pad 17 – 18 Maret 2018, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, menutup semua akses ke jalur Wisata Gunung Bromo. Baik dari arah Probolinggo melalui Desa Ngadas, arah Pasuruan Desa Wonokitri dan arah Malang-Lumajang di Jemplang.
Penutupan ini telah dilakukan berdasarkan surat dari Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Kabupaten Probolinggo nomor 238/REKOM/PHDI-KAB/XI/2017 dan surat Shaba Pandita Paruman Dukun Pandita Kawasan Tengger nomor 09/REKOM/PDP-TENGGER/XI/2017.
Perayaan Hari Nyepi identik dengan suasana yang sepi dan hening, untuk menghormati Suku Tengger yang merayakan hari Nyepi, Gunung Bromo ditutup total karena ramainya wisatawan di saat hari libur memang cukup mengganggu.
Penutupan 3 jalur tersebut akan diterapkan sejak Sabtu, (17/3) pukul 00.00 WIB hingga Minggu, (18/3) pukul 00.00 WIB. Jadi, jika Anda sudah berencana ke Bromo saat Hari Raya Nyepi alangkah baiknya memilih tempat lain untuk dijadikan destinasi.
Penutupan jalur Wisata Bromo ini sendiri juga sekaligus menjadi simbol penghormatan adat-istiadat dan kearifan lokal di kawasan Bromo.
Nantinya Bromo juga akan menerapkan aturan jumlah wisatawan per 1 April 2018 mendatang.
Kepala BB TNBTS, John Kenedie mengatakan bahwa pada 1 April 2018 mendatang akan ada pembatasan pengunjung dan pemberlakuan kuota pengunjung per spot wisata.
Bukit Teletubies yang dibatasi sebanyak 3.199 orang per hari, lalu Bromo Lautan Pasir dibatasi 5.806 orang per hari. Lalu untuk view poin Penanjakan dibatasi hanya 892 orang perhari.
Selanjutnya Bukit Kedaluh atau Bukit Kingkong hanya 434 orang per hari, serta Bukit Cinta 141 orang per hari.
Keputusan ini diambil berdasarkan kajian selama tahun 2017 dan juga wujud penghormatan adat-istiadat dan kearifan lokal Suku Tengger di kawasan Bromo.