Agus Harimurti Yudhoyono kian populer setelah partisipasinya dalam kontestasi politik pada pemilihan Kepala Daerah di Jakarta pada 2016 lalu.
Agus Harimurti Yudhoyono, yang kemudian lebih sering dikenal dengan sebutan AHY, adalah anak pertama dari Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.
Sosoknya juga pernah ramai diperbicangkan pada pertengahan 2005 silam, saat ia mengikat pernikahan dengan model dan GADIS Sampul Indonesia, Annisa Pohan.
Dibalik latar belakang singkat mengenai AHY ini, rupanya ada salah satu keunikan yang menarik untuk dibahas mengenai kuliner atau santapan kesukaan yang tak pernah ia lewatkan.
Dalam perkara kuliner, Agus Harimurti Yudhoyono dikabarkan lebih memilih masakan-masakan lokal dan khas suatu daerah. Salah satu makanan khas dario Jawa Timur yang selalui dirindui AHY ketika bertandang ke sana, rupanya adalah Rujak Cingur.
Rujak Cingur adalah salah satu makanan tradisional yang mudah ditemukan di daerah Jawa Timur, khususnya di ibu kotanya, Surabaya.
“Cingur” dalam bahasa jawa yang berarti ¨mulut¨ ini merujuk pada irisan mulut atau moncong sapi yang direbus dan dicampurkan ke dalam hidangan.
Sementara rujak cingur biasanya terdiri atas irisan dari beberapa jenis buah seperti timun, bengkuang, mangga muda, nanas, dan kedondong.
Buah-buah tadi bisa pula dicampur dengan bahan lain seperti lontong, tahu, tempe, bendoyo, cingur serta sayur-sayuran seperti taoge, kangskung, dan kacang panjang.
Kesemua bahan tadi kemudian dicampur saus atau bumbu yang terbuat dari olahan petis udang, air matang, gula merah, cabai, kacang tanah yang digoreng, bawang goreng, garam, serta irisan tipis pisang biji hijau yang masih muda.
Bahan-bahan dan campuran saus tersebut kemudian dicampur dengan cara diulek. Oleh sebab itulah rujak cingur ini seringkali pula disebut sebagai rujak ulek.
Pembeda dari rujak ulek biasa dengan rujak cingur kesukaan Agus Harimurti Yudhoyono ini, tentu saja pada sajian cingurnya. Rujak khas Jawa Timur ini biasa disajikan dengan tambahan kerupuk dan dengan alas unik dari pincuk atau daun pisang.