Bagi pecinta buku, membaca itu ibarat makan nasi. Kalau nggak baca buku, ya rasanya lapar, hidup terasa ada yang kurang, hampa.
Bagi pecinta buku yang sedang berada di wilayah Solo; entah liburan, sekadar jalan-jalan, maupun urusan pekerjaan, tempat-tempat ini akan menjadi ‘surga’ untukmu.
Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah kota Solo berlokasi di Jln. Kepatihan no. 3, Surakarta. Kantor Arpusda memiliki sekitar 44.537 judul buku dilengkapi dengan fasilitas internet yang bebas digunakan siapapun.
Perpustakaan ini cukup nyama. Lokasinya juga lumayan adem, cocok untuk menghabiskan waktu berjam-jam bergelut dengan novel maupun buku-buku lain.
Cara meminjam buku di sini cukup mudah yakni hanya dengan membuat kartu anggota berdasarkan kartu tanda pengenal yang dimiliki, maka kamu sudah bisa langsung meminjam buku yang diinginkan.
Perpustakaan kampung ini tersebar di 12 kelurahan di Surakarta, yang semuanya ber-induk pada Arpusda. Perpustakaan kampung disediakan untuk warga di kelurahan tempat perpustakaan berada. Namun jangan khawatir, pengunjung selain warga lokal tetap bisa membaca di perpustakaan-perpustakaan tersebut meskipun tidak diperkenankan membawa pulang buku.
Informasi seputar perpustakaan kampung di Solo bisa diakses di sini.
Taman Cerdas adalah sebuah bangunan yang terdiri dari sebuah panggung, taman bermain, perpustakaan dan dilengkapi ruang IT serta akses free wifi.
Solo memiliki 6 Taman Cerdas. Misi Taman Cerdas ialah untuk memberikan pelayanan secara sukarela. Fasilitas gratis untuk membangun warga Surakarta menjadi lebih makmur dan mendukung program ‘Kota Layak Anak’.
Yang menarik, selain perpustakaan, beberapa Taman Cerdas dijadikan Komunitas Solo Mengajar untuk berbagi ilmu kepada anak-anak di sekitar lingkungan Taman Cerdas pada hari-hari tertentu. Jika kamu berminat, datanglah, siapapun bebas untuk membantu mengajar, atau sekadar berbagi cerita inspiratif.
Kantor Arpusda saat ini melengkapi dirinya dengan 4 mobil perpustakaan keliling. Mobil ini menjangkau sekolah yang jauh dari perpustakaan dan biasanya berada di sekitar tempat wisata Solo, arena car free day.
Nah, jika kamu sedang jalan-jalan di Solo dan bertemu mobil perpustakaan keliling ini, jangan ragu untuk menghampiri dan membaca buku-buku yang kamu suka di sana.
Rumah baca Sangkrah adalah wujud kepedulian warga Sangkrah terhadap pendidikan anak-anaknya. Rumah Baca Sangkrah ini merupakan perpustakaan kampung yang didirikan secara swadaya oleh masyarakat. Di tempat ini sering pula diadakan pelatihan maupun penyuluhan terhadap warga sekitar.
Untuk tahu lebih banyak tentang Rumah Baca “Teratai” Kampung Sangkrah, bisa cek di sini.
Perpustakaan Ganesha secara administratif masuk dalam wilayah Kabupaten Sukoharjo. Namun lokasi kota Solo dan Sukoharjo yang berdekatan, menjadikan kamu tak perlu jauh-jauh menjangkau lokasi ini. Yang pasti, perpustakaan ini adalah perpustakaan gaya modern yang memberikan kenyamanan luar biasa untuk para pengunjungnya.
Perpustakaan ini didirikan oleh pengusaha batik asal Amerika. Gratis, dan terbuka untuk umum. Fasilitasnya adalah full AC, ruangan kedap suara, akses free wi-fi, akses komputer gratis, televisi berisi saluran pengetahuan seperti national geographic, juga air minum gratis yang disediakan untuk pengunjung.
Buku-buku di perpustakaan Ganesha sangat lengkap, meliputi buku sastra lama, sastra modern, psikologi, agama, traveling, majalah, dan masih banyak lagi.
Untuk para orang tua yang datang dengan anaknya tak perlu khawatir, perpustakaan ini juga menyediakan ruangan khusus buku anak.
Konsep perpustakaan ini tak kaku seperti perpustakan-perpustakaan kebanyakan. Ruang baca di sini bergaya lesehan dilengkapi banyak bantal yang bisa dijadikan tempat duduk maupun tempat bersandar.
Di Perpustakaan Ganesha sering diadakan kegiatan yang bermanfaat untuk pengunjung seperti “Ganesha English Speaking”, kegiatan untuk kita mengasah bahasa Inggris atau ada juga “Ganesha Reading n Writing Community”, tempatnya para penyuka baca tulis berkumpul. Bahkan beberapa kali, perpustakaan ini mendatangkan narasumber penerbit dan pengarang buku.
Untuk anak-anak ada kegiatan “Telling Story“, dimana di sini anak-anak akan mendengarkan berbagai cerita dalam bahasa Inggris.
Sejarah Pers Indonesia dimulai dari Kota Solo, itu yang pernah diucapkan oleh Aswendo, seorang budayawan.
Ya, dan di monumen pers-lah sejarah itu tersimpan. Selain wisata sejarah disini, kita pun bisa menuntaskan hobi membaca ke perpustakaan monumen pers yang berlokasi di lantai kedua gedung ini. Asyiknya lagi, di monumen pers ini ada ruang digitalisasi dimana semua berkas-berkas koran didigitalkan. Jadi kita bisa mencari arsip-arsip koran lama dengan lebih mudah di sini.
Belakang Sriwedari, atau orang-orang Solo biasa menyebutnya Busri. Busri, singkatan dari buri Sriwedari. Buri dalam bahasa Jawa artinya belakang, karena memang tempatnya berada di belakang persis Taman Sriwedari. Tempat ini adalah pasar buku di kota Solo. Beragam buku, mulai dari buku bekas maupun buku baru dapat dengan mudah kamu temukan di tempat ini. Dan yang paling penting, inilah tempatnya untuk berbelanja buku denga lebih murah!
Cafe ini relatif masih baru di Kota Solo. Mengisi perut sembari membaca buku, cocok.
Café ini ada dua. Satu, berlokasi di dekat rel Purwosari dengan nama Tiny Cafe Library, dan yang satu berlokasi di kawasan Stabelan, Banjarsari, dengan nama Cafe Librairie. Konsep yang diusung dari masing-masing café pun berbeda. Cafe Library di dekat Purwosari memberikan suasana santai, anak muda banget. Maka tak heran buku-buku yang disediakan kebanyakan adalah komik, dan teenlit. Sementara Cafe Librairie mengusung konsep serius. Akan lebih cocok kalau ketemu klien membicarakan masalah bisnis di sini. Buku-buku yang disediakan cukup lengkap di Cafe Librairie, karena cafe di sini memang mengunggulkan kelengkapan koleksi bukunya.