Cafe Starbucks dengan konsep tradisional Jepang telah dibuka di Kyoto pada Juni 2017 lalu. Meski belum genap usia satu tahun, namun desain interior ruang cafe ini akan membawa para pengunjung kembali ke masa 100 tahun Jepang.
Terletak di Ninenzaka, sebuah bukit yang mengarah ke situs warisan dunia Kuil Kiyomizu, Cafe Starbucks tradisional Jepang ini menempati sebuah kedai teh tua yang telah direstorasi. Konon, bangunan kedai teh tersebut telah berdiri sejak pertengahan abad ke-17.
Suasana tradisional Jepang sangat terasa saat menginjakkan kaki di depan kafe. Pengunjung akan disambut dengan logo cafe Starbucks di depan pintu masuk. Uniknya, logo tersebut tak berwarna hijau seperti di gerai Starbucks lainnya, melainkan berwarna hitam.
Bangunan Cafe Starbukcs tradisional Jepang ini terdiri atas 2 lantai. Di lantai pertama, dinding-dinding cafe Starbucks Kyoto ini dihiasi dengan sutra kimono. Bangunan kafe ini pun didominasi dengan kayu dan dekorasi klasik khas Jepang.
Tak dilengkapi AC, gerai kopi ini justru diterangi dengan pencahayaan sinar matahari yang menyelinap melalui jendela. Suasana di dalam ruangan makin nyaman dengan pemandangan taman khas Jepang yang dilengkapi dengan bebatuan lengkap dengan lampion kertas.
Suasana 100 tahun kafe tradisional Jepang makin kental terasa saat memasuki lantai dua. Di sini, terdapat tiga ruangan yang dilengkapi dengan alas duduk tatami dan bantal zabuton. Saat memasuki ruangan ini, setiap pengunjung diminta untuk mengikuti adat tradisional Jepang dengan melepas sepatunya dan duduk di atas bantal.
Meski desain interior Cafe Starbucks didominasi dengan unsur tradisional Jepang, namun kafe ini pun dilengkapi dengan perabot modern. Salah satu sisi modern kafe ini terletak pada area meracik kopinya.
Dengan memadukan konsep tradisional dan sedikit sentuhan modern, Cafe Starbucks di Kyoto ini menjadi pilihan untuk habiskan waktu berjam-jam menikmati suasana tradisional khas Jepang.