Kasus pemerkosaan turis Prancis di Labuan Bajo telah mencoreng nama Indonesia. Menanggapi hal ini, Menpar Arief Yahya memberikan sejumlah saran.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengaku sangat menyesalkan kejadian yang terjadi di salah satu ’10 Bali Baru’ tersebut. Ia memberi saran agar kejadian itu tak terulang lagi.
“Merekomendasikan ke wisatawan untuk menggunakan tour guide yang certified dan itu ada di setiap daerah kita wajibkan mengatur tour guide,” kata Arief Yahya dikutip dari detik.com.
Tak ingin kecolongan lagi, pihak Kemenpar mengatakan akan kunjunggi Labuan Bajo bersama stakeholder terkait di bidang pariwisata.
“Kita kordinasi langsung, kita akan ada perwakilan Kemenpar di Labuan Bajo. HPI (Himpunan Pariwisata Indonesia), ASITA (Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia), langsung. Jika itu terjadi ada juga laporannya lengkap lah,” jelas Arief.
Sebelumnya, Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Nusa Tenggara Timur (NTT), Abed Frans mengecam keras kasus pemerkosaan turis asing asal Perancis.
Menurut Abed, pemerintah daerah dan HPI setempat memiliki kewajiban untuk memberikan jaminan bahwa pemandu wisata yang bertugas di Labuan Bajo mengantongi sertifikat resmi dari pemerintah atau lembaga resmi.
Ia menambahkan bahwa pelayanan ASITA sebagai operator tur juga tergantung dari kinerja pemandu wisata yang dipilih untuk melayani wisatawan di lapangan. Harapan ke depan, kasus pemerkosaan turis asing, maupun kasus kriminal lainnya tak lagi terjadi di daerah tersebut yang tentunya dapat memunculkan dampak buruk bagi dunia wisata.