Industri perfilman Indonesia dinilai memiliki peran yang cukup strategis sebagai sarana promosi dalam mendongkrak sektor industri kreatif dan pariwisata. Namun sayangnya peluang ini belum bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh para sineas maupun pelaku bisnis industri perfilman Indonesia.
Salah satu negara yang dinilai telah sukses mendongkrak promosi pariwisata melalui film adalah Korea Selatan. Dalam tayangan film maupun drama, Korea Selatan memang kerap menyisipkan promosi destinasi wisata yang ada di sana. Dari sanalah para wisatawan dari luar negeri tertarik untuk datang dan melihat langsung tempat-tempat yang dijadikan sebagai lokasi syuting.
Nyatanya negara-negara barat pun merasakan efek positif di bidang pariwisata dari sektor industri perfilman. Seperti misalnya film Alice on Wonderland yang bisa mendongkrak jumlah pengunjung hingga 400 persen. Kini ada 25 ribu orang per bulan datang ke lokasi pengambilan gambar film itu di sebuah kastil di Cornwall, Inggris.
Film lainnya, Robin Hood misalnya, juga meningkatkan promosi internasional Inggris hingga senilai £5 juta. Jumlah pengunjung ke Hutan Sherwood di luar Nottinghamshire meningkat 7 persen sejak film itu dibuat.
Jika menilik ke belakang, sebetulnya sudah ada beberapa film yang telah sukses mengangkat industri pariwisata. Salah satunya adalah Laskar Pelangi, film garapan Andrea Hirata yang berlatar di Bangka Belitung. Melalui film ini akhirnya banyak wisatawan dari luar daerah bahkan luar negeri yang tertarik untuk menyaksikan langsung keindahan alam, budaya dan adat di Bangka Belitung.
Pembangunan wisata di Bangka Belitung pun kian membaik. Dari yang dulunya hanya ada satu hotel saja, kini mulai banyak berdiri hotel dan resort untuk memfasilitasi para wisatawan.
Yang terbaru ada juga film Indonesia berjudul Jelita Sejuba, yang mengangkat keindahan alam, kekayaan budaya dan kuliner khas Natuna, Kepulauan Riau.
Menyisipkan promosi wisata melalui film memang tidak harus menyita banyak durasi dari sebuah film. Cukup beberapa menit saja, tapi harus bisa menonjolkan keindahan alam, kuliner, industri kreatif, budaya atau aspek lain yang ingin diangkat dan dipromosikan.
Dan lagi, selain menggunakan film layar lebar yang berdurasi cukup lama, promosi wisata juga bisa dilakukan dengan pembuatan film pendek. Di sinilah kreativitas para sineas muda diuji untuk bisa menghasilkan karya yang tak hanya berefek pada industri perfilman Indonesia, namun juga ke aspek lain seperti wisata salah satunya.