Tren pariwisata dunia tengah bergeser ke wisata halal. Betapa tidak, bisnis pariwisata halal kini memang kian menjanjikan. Menurut Halal Trip Muslim Millennial Travel Report (MMTR), pada tahun 2025 nanti total pengeluaran turis muslim milenial dunia akan menyentuh angka USD 100 miliar.
Ditambah lagi hasil di lapangan menunjukkan hasil yang memuaskan. Crescent Rating Global Muslim Travel Index (GMTI) menempatkan Taiwan negara yang hanya memiliki 300.000 penduduk muslim dalam urutan ke tujuh tujuan wisatawan muslim untuk kategori negara non-muslim.
Wisata halal Indonesia pun saat ini terus berkembang. Fenomena ini dibenarkan oleh Public Relation Dwidaya Tour, Fransiscus Siahaan yang berkecimpung langsung dalam bidang pelayanan tour.
“Kami melihat konsep wisata halal memang sudah mulai berkembang. Apalagi beberapa waktu lalu sudah dilakukan polling destinasi wisata halal, dan hasilnya Lombok menjadi salah satu destinasi wisata halal pilihan masyarakat dunia,” jelas Fransiscus.
Pengalaman serupa juga dirasakan oleh Fahmi Adimara, travel blogger sekaligus Local Guide. Menurutnya tren wisata halal Indonesia saat ini sudah mulai berkembang ke arah positif.
“Kalau menurut saya pribadi sih wisata halal di Indonesia akhir-akhir ini makin marak di setiap penjuru nusantara. Dan yang pasti cluster wisata halal seperti ini bisa menjadi salah satu pilihan wisata unggulan yang bisa meningkatkan devisa negara,” jelas Fahmi.
Prinsip wisata halal Indonesia sendiri secara umum adalah penyediaan layanan wisata denganb mengikuti aturan atau syariat Islam. Contoh sederhananya adalah tersedianya layanan ibadah seperti masjid, menu makanan yang halal dan tidak mengandung babi,a da petunjuk arah kiblat, penyediaan area wudhu, dan banyak lagi.
Meski bertajuk wisata halal bagi muslim, namun bukan berarti wisata halal ini tak bisa dinikmati oleh wisatawan yang non muslim.
Hal ini justru juga akan menambah kenyamanan seluruh wisatawan, baik dari segi layanan maupun fasilitas yang tersedia. Intinya, wisata halal tak hanya menyasar kaum muslim, tapi juga wisatawan non muslim secara umum.
“Sangatlah pasti kalau wisata halal ini sangat membantu para muslim maupun turis lainnya (non muslim) yang menginginkan kenyamanan dalam berwisata yang sesuai syariat islam, tak ada kekhawatiran, dan para turis tidak akan merasa was-was. Jadi wisata halal tak hanya bisa dinikmatin muslim saja tapi juga non muslim bisa juga,” tambah Fahmi.
Fransiscus menyatakan bahwa demand atau minat wsiatawan Indonesia pada wisata halal memang cukup tinggi beberapa waktu terakhir.
“Memang mulai banyak konsumen yang bertanya tentang wisata halal pada travel consultant kami. Menyikapi hal tersebut, pihak Dwidaya pun akhirnya mulai meluncurkan produk wisata halal dengan nama As-salam tour sekitar dua tahun lalu,” jelas Fransiscus.
Tak hanya Dwidaya Tour, mulai banyak juga travel agen yang akhirnya mulai menawarkan layanan wisata halal. Hal ini tak lepas dari upaya pelaku wisata untuk bisa mengakomodir para turis muslim maupun non muslim yang ingin menikmati layanan wisata halal baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Fransiscus mencontohkan bahwa saat ini banyak traveler yang mulai tertarik dengan paket wisata halal ke beberapa negara seperti Jepang, Thailand, China dan banyak lagi. Dwidaya Tour sebagai salah satu penyedia jasa pun mencoba mengakomodirnya dengan menyesuaiakan itinerary perjalanan.
“Kalau wisata halal kita tetap bisa jalan-jalan ke negara manapun, Jepang Tahiland, China dan sebagainya. Hanya saja itinerary akan dibuat berbeda. Misalnya disela jalan-jalan kita kasih jadwal tersendiri untuk sholat. Untuk pemilihan tempat makan juga tentunya memilih yang aman untukmuslim, misalnya ke resto vegan atau resto yang menu makanannya tidak mengandung babi,” tambah Fransiscus.
Dalam perjalanan wisata halal, destinasi yang dikunjungi juga biasanya akan berbeda dengan trip pada umumnya. Misalnya jika sedang berkunjung ke Jepang, maka wisatawan asal Indonesia akan diajak mengunjungi destinasi ikonik yang berhubungan dengan sejarah keislaman di Jepang. Atau bisa juga berkunjung ke masjid-masjid antik yang memiliki nilai sejarah atau cerita.