Korea Selatan dan Korea Utara memang terkenal memiliki hubungan yang cukup buruk. Tapi baru-baru ini hubungan kedua negara ini sedikit mencair. Hal ini ditandai dengan adanya pertemuan kedua negara ini di Desa Panmunjom, zona bebas militer yang menjadi pembatas negara tersebut pada tanggal 9 Januari 2018 kemarin.
Desa Panmunjom terletak di lokasi yang berjarak 62 km dari Seoul, Korea Selatan dan 215 km dari Pyongyang, Korea Utara. Tanah di desa ini tak punya kepemilikan. Bukan milik Korut maupun Korsel, keduanya tak punya hak.
Desa ini masuk dalam zona demiliterisasi (DMZ) yang merupakan batas wilayah yang telah diakui secara de facto di dunia internasional dan masing-masing negara tidak diperkenankan untuk melakukan aktivitas militer. Meskipun begitu, kedua negara memiliki tempat untuk melakukan pengintaian.
Meskipun masuk dalam zona demiliterisasi namun ada kemungkinan Desa Panmunjom ini menjadi desa berdarah karena lokasinya yang langsung berbatasan langsung dengan daerah Korsel dan Korut.
Saat ini desa ini menjadi pusat perundingan dan pertemuan antara pemerintah Korea Utara dan Selatan setelah gencatan senjata di tahun 1953. Perlu diketahui di sini tak ada satupun orang yang tinggal kecuali tentara yang saling berjaga.
Desa Panmunjom memiliki keunikan meskipun dianggap sebagai lokasi berbahaya karena di sini banyak spot unik dan instagenik yang bisa menjadi background foto.
Di sini terdapat sebuah monumen, observatorium, hingga spot yang dipenuhi dengan ucapan dan do’a orang-orang Korea untuk perdamaian kedua belah negara. Do’a itu dipajang di sepanjang tembok besi pembatas kedua negara.
Meskipun berbahaya, tapi banyak sekali wisatawan yang datang ke sini untuk berfoto dengan spot-spot unik tersebut. Baik wisatawan dalam negeri maupun luar negeri yang penasaran dengan kondisi perbatasan negara tersebut.
Karena desa ini menarik wisatawan, kini sudah ada tur keliling desa bagi wisatawan. Wisatawan akan dibagi menjadi beberapa rombongan untuk berkeliling ke berbagai bangun dengan beberapa aturan yang harus dipenuhi wisatawan seperti mana saja tempat yang boleh dipotret dan etika berpakaian rapi.
Nantinya wisatawan akan diceritakan beberapa sejarah tentang desa dan sejarah bangunannya selama tur.
Perlu diketahui, desa ini hanya boleh dikunjungi hanya pada waktu-waktu tertentu yakni hari Selasa hingga Sabtu.