Tak Beretika, Turis Lecehkan Tengkorak di Tana Toraja

Perilaku turis lecehkan tengkorak ini mendapatkan kecaman dari masyarakat setempat pun juga warganet. Kasus ini pun akhirnya sampai juga di telinga tokoh adat bahkan Kepala Dinas Pariwisata Toraja, Harli Patriatno pun ikut angkat bicara.

SHARE :

Ditulis Oleh: Echi

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, turis lecehkan tengkorak di salah satu wisata makam Tana Toraja sana.

Jangan tiru 2 turis yang tak paham aturan berkunjung ke makam di Tana Toraja ini! (Foto/istimewa)

Dari foto yang beredar di instagram tersebut, terlihat seorang turis wanita sedang mengangkat tengkorak kepala sedangkan teman prianya berpose seolah menginjak kaki di atas tengkorak. Tak hanya itu, di satu foto lainya, wisatawan perempuan tampak tersenyum sambil memegang tulang tengkorak. Jika dilihat dari posenya, dia terlihat sedang memeragakan pose bermain gitar.

Baca juga: Turis asing di Bali berseliweran kenakan pakaian super minim, tak tahu aturan? 

Miris. Hanya untuk mendapatkan foto keren saat liburan dan peroleh banyak like dari pengguna akun instagram, kedua wisatawan tersebut berpose dengan gaya tak sopan.

Mengikuti tren foto liburan di sosial media bukan hal yang tak boleh dilakukan. Tapi, sudah seharusnya tahu aturan. Bisa menempatkan diri di mana harus berpose “urakan”, di mana sebaiknya harus bersikap lebih sopan.

Perilaku pelecehan terhadap tengkorak leluhur dua wisatawan ini mendapatkan kecaman dari masyarakat setempat pun juga warganet. Kasus ini pun akhirnya sampai juga di telinga tokoh adat bahkan Kepala Dinas Pariwisata Toraja, Harli Patriatno pun ikut angkat bicara.

“Betul kemarin kita sudah melihat terlebih dahulu isi dari foto atau video tersebut. Pada intinya kami menyayangkan karena bagaimanapun itu adalah tulang-belulang leluhur kita yang harus dihormati,” tutur Harli Patriatno mengutip dari Kompas.com.

Baca juga: Turis asing ikut mandi lumpur di Bali

Masih belum jelas di manakah lokasi tepatnya turis lecehkan tengkorak Tana Toraja ini. Namun, menurut Harli Patriatno, kemungkinan makam leluhur tersebut berada di Tana Toraja Utara.

Di manapun kejadian ini berlangsung, pemerintah daerah harus segera mengeluarkan aturan tertulis terkait dengan larangan apa yang tak boleh dilakukan selama kunjungi makam leluhur.

Seperti yang diketahui, warga Toraja termasuk dalam kelompok orang yang begitu menghargai kematian. Salah satu ritual adat kematian di Tana Toraja yang masih terjadi hingga sekarang adalah ritual Rambu Solo.

Rambu solo adalah upacara adat kematian masyarakat Tana Toraja yang bertujuan untuk menghormati dan menghantarkan arwah orang yang meninggal dunia menuju alam baka.

Upacara ini sering juga disebut upaca penyempurnaan kematian karena orang yang meninggal baru dianggap benar-benar meninggal setelah seluruh prosesi acara ini dilakukan.

Untuk melakukan ritual terpenting tersebut, warga harus keluarkan uang dari 4 hingga 5 milyar. Harga yang fantastis. Tak heran banyak warga Toraja yang baru melakukan ritual Rambu Solo setelah keluarga meninggal bertahun-tahun. Karena mereka harus mengumpulkan uang terlebih dahulu.

Bukan hanya soal materi, bagi warga Toraja sudah wajib hukumnya memanusiakan orang mati. Bagi mereka tidak ada kematian yang benar-benar memisahkan. Selalu ada harapan untuk bertemu kembali dengan orang terkasih meskipun dalam wujud jasad tanpa nyawa.

Maka, tak mengherankan jika warga Toraja sangat tersinggung dengan perlakuan kedua wisatawan tersebut. Upaya keras keluarga menyempurnakan kematian anggota keluarganya dilecehkan begitu saja. Keyakinan dan harapan dinodai dengan perilaku tak sopan.

Tak ingin bertindak diam. Dengan adanya kejadian memalukan turis lecehkan tengkorak ini, pemerintah daerah setempat akan bekerjasama dengan para tour operator agar para travel agen tersebut bisa menjelaskan aturan adat setempat yang boleh dan tak boleh dilakukan wisatawan saat kunjungi area makam di Tana Toraja.

Tokoh pemuda Tana Toraja, Annas Batara pun meminta kedua wisatawan tersebut ditindak tegas.

Sudah seharusnya para wisatawan ini mematuhi aturan-aturan adat daerah wisata yang dikunjungi karena di masing-masing daerah memiliki adat istidat yang berbeda.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU