Ikut Tradisi Mandi Lumpur di Bali, Ini Pendapat Turis Asing

"Ini pengalaman mengesankan, tentu di Jerman hal seperti ini tidak ada," kata Sara, wisatawan asing asal Jerman yang ikut tradisi mandi lumpur.

SHARE :

Ditulis Oleh: Wike Sulistiarmi

Tradisi Mebuung-buugan atau lebih dikenal dengan tradisi mandi lumpur adalah hal yang sudah biasa dilakukan oleh warga desa Kedonganan, Kabupaten Badung, Bali pasca Nyepi. Tradisi ini mulai populer sejak tiga tahun ini.

Mandi lumpur di Bali. Sumber foto

Ratusan warga Desa Kedonganan berjalan menuju hutan bakau untuk bisa melakukan tradisi mandi lumpur ini. Mereka menghampiri tumpukan lumpur yang tinggi. Namun bukan sembarangan lumpur yang mereka cari untuk melumuri tubuh. Lumpur yang dipilih berwarna merah.

“Lumpur yang berwarna merah,” kata Wayan Damaris Surya, salah seorang warga Desa Kedonganan dilansir dari Beritagar.

Baca juga: Saling Peluk dan Cium, Ini Foto Kemeriahan Festival Omed-Omedan di Bali

Bukan hanya warga desa, turis asing juga ikut mandi lumpur

Sara, Turis asal Jerman, Sumber foto

Tradisi ini ternyata bukan hanya diikuti oleh warga desa saja ternyata ada juga turis asing yang juga ikut meramaikannya. Sara, seorang warga negara Jerman terlihat asik bermain lumpur. Bukan hanya bagian tubuhnya, wajahnya pun ikut ia lumuri dengan lumpur.

“Ini pengalaman mengesankan, tentu di Jerman hal seperti ini tidak ada,” katanya pada Minggu (18/3/2018).

Bukan hanya Sara, para warga desa baik yang muda hingga yang tua juga ikut mandi lumpur. Prosesi mandi ini sendiri tidak boleh sembarangan, biasanya warga desa akan membenamkan tangan terlebih dahulu hingga siku baru melanjutkan ke bagian tubuh lainnya. Hal ini untuk menghindari kotoran yang terkontaminasi dalam lumpur agar tidak terkena iritasi.

Baca juga: Bali Turun Peringkat dari Daftar Destinasi Top Dunia, Ada Apa?

Mebuug-buugan sendiri dilakukan pada hari Ngembak Geni (sehari setelah Nyepi). Tradisi ini untuk simbolisasi pembersihan diri pada awal tahun baru Caka 1940. Hal tersebut juga untuk jalinan kebersamaan masyarakat.

Sebelum mandi lumpur, warga desa melakukan sembahyang terlebih dahulu. Usai mandi dan bermain lumpur kemudian warga desa akan menuju pantai di sisi barat Desa Kedonganan. Di sana mereka akan membilas tubuh yang telah terbalut lumpur sekaligus menyegarkan badan setelah berjalan dalam benaman lumpur.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU