Tips Mengatasi Hipoksia Bagi Pendaki Cewek

Cewek yang melakukan pendakian kadang mengalami hipoksia secara tiba-tiba. Hipoksia ditandai rasa mual dan pusing yang disebabkan oleh perbedaan ketinggian

SHARE :

Ditulis Oleh: Sikstus Karvin

Kegiatan pendakian tidak hanya melibatkan cowok, cewek juga. Sumber foto

Kegiatan pendakian tidak lagi identik sebagai aksi petualangan cowok. Kini banyak cewek yang ikut serta mendaki. Nggak masalah kalau cewek ikut mendaki asalkan telah mempelajari metode pendakian secara lengkap, mengetahui karakter lokasi pendakian, bergabung dalam tim pendaki berpengalaman dan yang nggak kalah penting adalah menyiapkan peralatan pendakian plus obat-obatan.

Dalam tahap pendakian, daya tahan fisik cewek dapat saja melemah. Pada kasus tertentu tubuh tiba-tiba lelah disertai rasa mual. Gejala tersebut pun disertai sakit kepala dan pusing. Jika tidak segera diatasi, gejala tersebut bisa menyebabkan dampak yang serius seperti pembengkakan otak.

Gejala fisik yang melemah, rasa mual, sesak dan pusing yang dialami dalam proses pendakian dipengaruhi oleh kadar udara yang tipis di ketinggian. Dalam dunia medis gejala tersebut dikenal dengan hipoksia.

Hipoksia pada cewek umumnya tidak berbeda dengan yang dialami cowok, yakni dicirikan oleh kurangnya kadar oksigen yang menjalankan fungsi di seluruh tubuh. Perbedaan umum terletak pada ketahanan tubuh dalam merespon gejala dimana cowok memiliki ketahanan fisik berlebih ketimbang cewek.

Mengenal penyebab dan gejala hipoksia

Hipoksia merupakan kondisi turunan dari hipoksemia, yakni rendahnya kadar oksigen pada pembuluh arteri. Otak manusia memanfaatkan sekitar 20% dari oksigen yang digunakan tubuh. Kurangnya kadar oksigen berdampak negatif pada fungsi otak.

Radiasi matahari yang diterima dataran rendah jauh lebih tinggi daripada puncak pegunungan. Radiasi matahari menembus hingga ke dalam tanah yang menyebabkan suhu dingin di daratan lebih rendah, sementara itu di puncak gunung terjadi penurunan kadar oksigen. Semakin tinggi gunung, maka semakin sedikit kadar oksigennya.

Untuk itulah cewek yang tiba-tiba merasa kesulitan bernapas atau sesak napas harus segera diberi pertolongan. Kebanyakan gejala yang dialami itu memang sebagai penanda bahwa tubuh sedang beradaptasi dengan kawasan pendakian. Tetapi sering pula, hipoksia merupakan penyakit bawaan.

Mengatasi hipoksia pada cewek pendaki membutuhkan tips yang tepat dan seharusnya terencana, karena gejala hipoksia dapat saja langsung menyerang cewek pendaki yang baru tiba pada ketinggian tertentu. Tips mengatasi hipoksia pada cewek pendaki disesuaikan dengan ketinggian yang telah ditempuh. Berikut tips yang bisa Kamu coba;

a. jangan mengonsumsi minuman beralkohol

Konsumsi minuman beralkohol selama pendakian akan cepat mempengaruhi munculnya gejala awal hipoksia yakni rasa mual dan pusing. Tubuh cewek akan cepat melemah. Bila dipaksakan mendaki akan berdampak lebih buruk.

b. adaptasi ketinggian

Berikan tubuh Kamu waktu untuk aklimatisasi ketinggian dengan cara tidak membuang tenaga untuk mendaki lebih dari 1.000 kaki per hari. Artinya cewek nggak perlu memaksakan diri untuk mendaki lebih tinggi.

c. konsumsi acetazolamide

Kamu bisa beli Acetazolamide di apotek terdekat. Sumber foto

Acetazolamide merupakan obat yang berfungsi untuk merangsang pernapasan. Obat ini akan mendorong pengambilan oksigen yang lebih banyak. Saat mendaki malam hari, asupan oksigen sangat rendah sehingga saat bangun pagi tubuh akan merasa lelah. Nah, Acetazoalmide disarankan diminum sebelum tidur. Obat ini bermanfaat membantu Kamu lebih kuat bernapas saat pendakian malam.

d. turun hingga 3.000 kaki

korban hipoksia ditempatkan dalam tas bertekanan atau gamow bag.

Bila mencapai tingkat gejala yang parah, segeralah turun gunung, setidaknya hingga 3.000 kaki. Lalu, carilah pertolongan medis yang lengkap. Jika tidak segera turun, korban harus ditempatkan dalam tas bertekanan atau gamow bag. Tips ini mungkin lebih cocok diterapkan saat Kamu naik gunung dengan ketinggian lebih dari 4000 mdpl.

e. konsumsi suplemen zat besi

Cewek dikenal lebih rentan dengan kekurangan zat besi. Jadi, sebaiknya pertimbangkan untuk mengonsumsi suplemen zat besi sebelum melakukan pendakian. Perlu diketahui bahwa kekurangan zat besi mempengaruhi penurunan sel darah merah. Padahal oksigen dalam sel darah mengalir ke seluruh tubuh untuk proses pernapasan yang normal.

***

Buat para cewek yang akan naik gunung, perhatikan tips ini baik-baik ya. Buat jaga-jaga, jika sewaktu-waktu Kamu pun alami hipoksia.

Baca juga:

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU