Aksi gila traveler asal Swedia, Benjamin Ladraa, telah menarik perhatian dunia. Pria asal Swedia yang gemar melakukan petualangan ini sedang berjuang melakukan aksi kemanusiaan untuk Palestina. Dia berjalan kaki dari Swedia ke Palestina sejauh 48000 km.
Perjalanan Benjamin Ladraa dari Swedia ke Palestina tak berjalan mulus. Sering kali diperiksa polisi di negara-negara yang disinggahi. Bahkan, dia pernah ditodong senjata oleh polisi saat berada di Jerman. Kisah perjalanan dan apa motivasi Benjamin Ladraa lakukan jalan kaki dari Swedia ke Palestina bisa dibaca pada link di bawah ini.
Saat ini, Benjamin Ladraa telah tiba di Istanbul, Turki. Jika dikalkulasi, total jarak yang ditempuh dari awal perjalanan hingga sekarang telah mencapai 3000 km. Dengan pencapaian ini, maka misi jalan kaki Benjamin dari Swedia ke Palestina masih 1800 km lagi.
Palestina sudah hampir dekat. Misi Benjamin Ladraa jalan kaki ke Palestina pun sedikit lagi terpenuhi. Namun, detik-detik menjelang terwujudnya misi ini, tersisa pertanyaan, apa yang akan dilakukan Benjamin Ladraa setelah ini?
Aksi yang dilakukan Benjamin Ladraa bukan sensasi. Dia membawa misi besar untuk membawa perubahan demi kedamaian dunia. Saat tim Phinemo.com menghubungi Benjamin Ladraa, dia mengungkapkan harapan besarnya kepada masyarakat dunia agar lebih aktif menekan pemerintah untuk mengubah sistem diskriminasi ke arah yang positif.
” Saya ingin orang-orang lebih aktif dalam menekan dan memaksa politisi untuk mengubah sistem diskriminasi ke arah yang positif. ” tutur Benjamin kepada Phinemo.com
Melalui aksi jalan kaki #walktopalestine, Benjamin Ladraa berharap orang-orang di dunia ini lebih peduli terhadap kejahatan kemanusiaan yang terjadi di Palestina. Karena apa yang terjadi di sana bukan tentang agama.
Dari awal perjalanan, Benjamin tidak membawa unsur agama dalam ‘Walk to Palestine’ sama sekali. Dia bukan lah seorang Kristen, Yahudi atau pun Muslim. Menurutnya, kejahatan di Palestina bukan tentang agama, tapi tentang kejahatan kemanusiaan perenggutan hak asasi manusia.
Jika kekerasan di Palestina terus dibiarkan tanpa adanya aksi perlawanan, hak-hak asasi warga Palestina untuk hidup damai seperti warga negara lainnya akan terenggut begitu saja. Maka, sebagai seseorang yang teredukasi dan memiliki jiwa kemanusiaan, alangkah baiknya kita mengikuti semangat positif yang ditularkan Benjamin Ladraa.
“Ada banyak bentuk aksi yang bisa dilakukan, saya tidak mengatakan bahwa setiap orang harus berjalan ke Palestina. Lakukanlah cara yang berbeda, jika mau, kita bisa menginvestasikan waktu dan energi,” tutur laki-laki berusia 25 tahun asal Swedia ini.
Benar, ada banyak hal yang bisa kita lakukan melakukan aksi solidaritas untuk Palestina. Tak harus jalan kaki dari Indonesia menuju Palestina. Benjamin menyarankan, lakukan cara-cara lain yang berbeda sesuai dengan kreatifitas dan imajinasi. Atau mudahnya, investasikan waktu dan energi.
Saat ini, aksi solidaritas untuk mendukung Palestina harus segera dilakukan. Jika kita bersatu padu melakukan aksi pembelaan terhadap Palestina, maka perubahan ke arah lebih baik akan segera terealisasi.
Benjamin Ladraa menyampaikan bahwa setiap harinya penduduk di Palestina hidup dengan penuh penderitaan. Sekarang adalah waktu yang tepat untuk melakukan aksi pembelaan ini
” Semakin banyak orang yang aktif dan berjuang untuk mencapai dunia yang lebih baik, cita-cita tersebut akan makin cepat terwujud. Jadi, kita tidak punya waktu untuk duduk-duduk. Terutama ketika kita melihat Palestina, kita melihat bahwa setiap hari orang-orang di Palestina hidup dengan penderitaan yang tidak perlu”
Pelanggaran hak asasi manusia di Palestina memang harus segera dihentikan. Meski demikian, terkadang apa yang diharapkan tak sesuai dengan kenyataan. Jika apa yang dilakukan Benjamin tidak berjalan sesuai yang diinginkan. Dia mengatakan akan terus melakukan yang terbaik dan berkontribusi ke arah perubahan yang positif untuk kebaikan Palestina.
Dari aksi Benjamin Ladraa ini, kita bisa meniru hal-hal positif dari dirinya. Banjamin Ladraa bukanlah sosok traveler yang hanya mencari kesenangan, tapi dia peka terhadap linkungan sosial.
Jadi, jika kita memiliki hati nurani, sudah seharusnya kita mengikuti jejak Benjamin Ladraa. Tak harus jalan kaki ke Palestina, salah satu aksi sepele yang bisa kita lakukan dengan cara ikut membantu atau pun memberi sumbangan kepada rakyat Palestina. Bisa juga melakukan aksi-aksi yang lebih besar seperti yang dilakukan Benjamin Ladraa, tentu harus disesuaikan juga dengan kemampuan.