Jika Kamu seorang pekerja keras, apakah penting bagimu mengambil cuti untuk berlibur? Jika tidak, Kamu mungkin akan menyesalinya karena tidak mengambil liburan adalah sebuah kesalahan besar, apapun alasannya.
Mungkin alasan untuk Kamu tidak mengambil adalah untuk mendapatkan perhatian dari atasan Kamu agar dianggap sebagai karyawan yang loyal, bersemangat, dan disiplin. Ketika Kamu sudah berhasil mendapatkan itu semua, sebenarnya saat ini pikiran dan tubuh Kamu menunggu untuk mendapatkan istirahat yang cukup.
Kurangnya liburan akan membuat Kamu mudah emosi dan kurang kreatif karena stres yang tidak ada habisnya. Apalagi jika Kamu hidup di kota besar, stres oleh pekerjaan kantor, ditambah ketika sudah pulang kerja Kamu masih harus berhadapan dengan macet.
Oleh karena itu, pertimbangkanlah untuk mengambil cuti untuk liburan. Liburan tidak mesti harus membutuhkan waktu yang lama juga, pelajari tips-tips yang ada agar liburanmu tidak sia-sia, dan dalam sehari Kamu juga bisa menikmati liburanmu di Jakarta.
Seperti yang dijelaskan oleh BusinessTravelNews, bahwa berlibur akan memberikan banyak manfaat, antara lain menambah produktivitas. Selain itu, juga dapat menambah semangat bekerja, memberikan kebahagian, dan memberikan kebugaran bagi tubuh. Bisa jadi juga Kamu akan menemukan jodohmu ketika liburan, who knows?
Memang bekerja adalah kewajiban semua orang yang sudah masuk pada usia kerja. Namun terlalu banyak bekerja juga tidak baik bagi kelangsungan hidup Kamu. Forbes menerbitkan artikel yang menjelaskan bahwa banyak pimpinan perusahaan di Amerika sangat setuju bahwa karyawan harus mengambil jatah liburannya karena mampu meningkatkan produktivitas. Mereka melakukannya demi meningkatkan kualitas perusahaan dan bisa memberikan kesehatan tersendiri bagi karyawan.
Tanpa disadari, liburan juga mampu meningkatkan kemampuan kerjasama dalam tim. Jika Kamu berlibur bersama teman-temanmu, mau tidak mau Kamu harus bekerjasama dengan mereka untuk melakukan segala sesuatunya. Ataupun bersama pasangan, Kamu juga harus melakukan kerjasama dengan pasanganmu tersebut untuk melakukan sesuatu agar terasa lebih mudah. Liburan akan membuat kita menjadi seseorang yang mengedepankan kerjasama tim, bukan individualis. Semangat dalam tim juga merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan kerja, kan?
Menurut survei yang dilakukan oleh U.S Travel Association untuk mendukung konsep Travel Effect, 6 dari 10 orang yang disurvei mengaku bahwa mereka harus menggunakan beberapa waktu untuk berlibur, karena itu akan membantu kesehatan mental mereka dan jauh dari stres dan kepenatan yang ada di kantor. Studi tersebut juga mengemukakan bahwa 86% karyawan yang melakukan liburan merasa lebih bahagia terhadap hidupnya, daripada 75% dari mereka yang tidak melakukan travelling.
Selain itu, mereka juga beranggapan bahwa berlibur dapat mengembalikan tenaga mereka yang sudah habis untuk bekerja di kantor dan semakin siap untuk bekerja di keesokan harinya dengan harapan dapat menghasilkan sesuatu yang lebih baik di kantor.
Penelitan dari Oxford Economics juga menunjukkan bahwa pekerja di Amerika memilih membuang 429 juta jam waktu yang sebenarnya bisa digunakan untuk liburan, dengan alasan mereka terlalu banyak bekerja di kantor. Padahal dengan mengambil jatah liburan, pekerja dapat meningkatkan produktivitas.
Dengan mengeksplor tempat-tempat baru selain meja kerjamu, Kamu juga akan mendapatkan inspirasi dan kreativitas tambahan yang berguna bagi pekerjaan. Kamu akan mempunyai banyak variasi ide untuk menyelesaikan pekerjaan Kamu nantinya. Selain itu jika travelling, Kamu akan bertemu dengan orang-orang baru yang tentu akan memberikanmu perspektif baru tentang hidup.
Manfaat traveling lainnya adalah mampu memberikan ketahanan tubuh yang lebih. Traveling ‘memaksamu’ melakukan banyak aktivitas. Pergi ke pantai, naik gunung, atau hanya ikut tur kota, akan memberikanmu aktivitas lebih daripada sekadar duduk di depan komputer.
Traveling juga mampu menguatkan jantung. Farmingham Heart Study menjelaskan bahwa orang-orang yang tidak melakukan liburan dalam beberapa tahun akan lebih rentan terkena penyakit jantung daripada mereka yang lebih sering melakukan liburan. Hal tersebut dikarenakan mereka yang sering berlibur akan jauh dari stres dan mengurangi kecemasan dalam diri.
Amati saja rekan-rekanmu yang sering traveling, mereka nampak lebih ‘ringan’, tak terlihat ada beban berat, itu adalah efek yang mereka dapatkan dari liburan. Efek itu disebut mampu bertahan berminggu-minggu.
Relaksasi adalah bagian yang tak bisa dipisahkan dari liburan. Itu membantu Kamu dapat melepaskan diri dari rutinitas yang Kamu lakukan setiap harinya. Yang lebih penting, dengan bertemu banyak orang tiap harinya, Kamu akan menemukan solidaritas antar sesama traveler dan mampu membuat Kamu mengatasi kepanikan yang melanda. Mendapatkan ketenangan dan mampu mengatasai kepanikan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam bekerja, bukan?
Traveling juga mampu meningkatkan softskills. Contoh saat Kamu berkunjung ke tempat baru, Kamu akan belajar mengerti bagaimana budaya di tempat tersebut, Kamu akan mengerti tentang solidaritas, Kamu akan mengerti tentang kerjasama, dan paham bagaimana untuk menjaga emosi.
Kita sebagai makhluk sosial, pada dasarnya sangat suka berinteraksi dengan orang lain, dengan itu secara tidak langsung juga akan meningkatkan kemampuan berkomunikasi. Percayalah, kemampuan berkomunikasi punya peran penting dalam pekerjaan.