Pada tahun 2016 yang lalu, Pemerintah Thailand pernah merencanakan sebuah projek di bidang pariwisata yang cukup membuat heboh para wisatawan asing. Pasalnya, setiap turis yang datang ke Thailand akan dibekali dengan SIM Card untuk melacak dan melihat gerak-gerik mereka.
Selain melacak keberadaan para turis, peluncuran SIM Card ini sebenarnya bertujuan untuk menghindari kecurangan dan kejahatan yang terjadi selama ini, seperti pelanggaran perpanjangan VISA yang sering terjadi di Thailand.
Alasan dan tujuan SIM Card ini sendiri langsung mendapatkan banyak komentar negatif dari wisatawan asing, karena dianggap mengganggu privasi para turis.
Plans to track and locate tourists in Thailand through a special tourist sim card scrapped: https://t.co/IU9xNNtDGK
— Florian Reinold (@FlorianReinold) 22 Februari 2017
Rencananya, sistem baru ini akan diterapkan di awal tahun 2017. Namun karena menuai banyak kecaman, rencana yang telah di setujui oleh National Broadcasting and Telecommunications Commission (NBTC) dan Kementerian Pembangunan Sosial dan Keamanan Thailand ini resmi dibatalkan.
Phones will start matching your #fingerprint on both device and SIM card https://t.co/ieQUgEQbsQ #biometrics #Thailand
— Vesa Hietanen (@vebekka) 1 Februari 2017
Beralih ke kasus lainnya, kini Thailand sedang fokus dengan sebuah kasus yang cukup rumit yang terjadi di kalangan para turis, yaitu penipuan transaksi Mobile Banking selama berada di Thailand.
Untuk menghindari adanya penipuan ini, pemerintah membuat sistem keamanan mobile banking dengan sidik jari.
NBTC mengatakan bahwa rencana sidik jari dimaksudkan untuk membantu memverifikasi identitas selama transaksi sensitif seperti mobile banking atau pembayaran digital para turis.