Sejarah Lontong Cap Go Meh yang Jarang Orang Tahu

Di beberapa daerah Indonesia, Lontong Cap Go Meh dijadikan kuliner wajib pasca perayaan Imlek. Di balik itu semua, ada cerita menarik mengiringinya.

SHARE :

Ditulis Oleh: Wike Sulistiarmi

Setelah perayaan Imlek, ada satu perayaan yang tidak boleh dilupakan yaitu Cap Go meh. Perayaan yang berlangsung lima belas hari setelah Imlek ini wajib menyertakan beberapa kuliner khas, salah satunya adalah Lontong Cap Go Meh.

Baca juga: Jajanan wajib saat Imlek. Kamu pernah mencobanya?

Lontong Cap Go Meh, masakan adaptasi peranakan Tionghoa

Lontong Cap Go Meh selalu jadi hidangan wajib di Indonesia saat perayaan Cap Go Meh. Foto oleh @eat.time.story

Lontong adalah hidangan khas nusantara. Dulu, pendatang Tionghoa pertama kali bermukim di kota-kota pelabuhan di pesisir utara Jawa, maka kuliner ini sudah menjadi sahabat para pendatang Tionghoa dan bahkan dijadikan kuliner wajib saat perayaan Cap Go Meh.

Lontong Cap Go Meh sendiri sebenarnya tidak berbeda dari lontong biasa. Isiannya pun mirip yaitu lontong yang disajikan dengan opor ayam, sayur lodeh, sambal goreng hati, acar, telur pindang, bubuk koya, abon sapi, sambal, serta tidak lupa kerupuk.

Sebelum akhirnya menjadi kuliner khas Cap Go Meh di Indonesia, sebenarnya lontong merupakan hidangan pengganti yuanxiao, bola-bola tepung beras kuliner khas Ca Go Meh di Tionghoa.

Menurut sejarah, hidangan lontong bisa menggantikan yuanxiao karena pada saat itu laki-laki etnis Tionghoa merantau ke nusantara dan menikahi perempuan Jawa yang melahirkan perpaduan budaya sehingga dipilihlah lontong untuk menggantikannya.

Fakta menarik Lontong Cap Go Meh

Lontong memiliki arti tersendiri bagi etnis Tionghoa di Indonesia dan dianggap spesial dan pembawa keberuntungan. Foto oleh vonnylie19

Yuanxiao merupakan bola-bola beras yang padat. Ada anggapan tradisional Tionghoa yang menyatakan bahwa Yuanxiao yang padat melambangkan keberuntungan. Hal ini juga yang bisa dirasakan pada lontong yang dianggap berlawanan dengan bubur yang encer yang sering dikaitkan dengan kesialan jika disajikan saat perayaan Cap Go Meh.

Bentuk lontong yang panjang dianggap melambangkan panjang umur, telur melambangkan keberuntungan, dan santan yang dibumbui kuah kunyit berwarna keemasan melambangkan emas dan keberuntungan. Tak ayal jika Lontong dipilih menjadi kuliner khas Cap Go Meh agar tahun baru dipenuhi dengan keberuntungan.

Baca juga: Perayaan Imlek Identik dengan Warna Merah, Mengapa?

Lontong Cap Go Meh hanya menjadi hidangan spesial peranakan Jawa

Keturunan etnis Tionghoa di luar pulau Jawa tidak memiliki ikatan spesial dengan kuliner ini. Foto oleh floyo.foodadventure

Lontong Cap Go Meh sendiri sebenarnya fenomena khusus Peranakan-Jawa, kaum peranakan di Semenanjung Malaya, Kalimantan, dan Sumatera tidak mengenal hidangan ini. Oleh karena itu, hidangan ini hanya ada pada perayaan Imlek di pecinan di Pulau Jawa, khususnya Semarang dan  Betawi.

Meskipun saat ini hidangan ini mulai banyak diperjualbelikan di pecinan Pulau Kalimantan dan Sumatera, namun sejarah Lontong Cap Go Meh di Indonesia tetap berasal dari Pulau Jawa.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU