Pernahkah Anda bertanya-tanya, sebenarnya berasal dari manakah kuliner khas Indonesia? Jika Anda berpikir bahwa kuliner khas Indonesia berasal dari tanah air, sayangnya anggapan itu masih salah. Sejarah kuliner Indonesia telah dipengaruhi oleh unsur budaya asing dari para imigran yang datang ke Indonesia. Seperti Nasi Goreng, Sate, dan Bakso yang ternyata dibawa oleh bangsa lain.
Selama ini banyak turis asing mengenal nasi goreng sebagai kuliner khas Indonesia. Anda pun mungkin memiliki anggapan yang sama. Namun, siapa sangka, sebagai salah satu makanan terenak di dunia ini awalnya berasal dari China.
Ide pembuatan nasi goreng bermula saat masyarakat China yang tak menyukai makanan dingin. Kala itu, mereka mencoba menghangatkan nasi yang sudah dingin. Agar lebih lezat, mereka menambahkan bumbu-bumbu. Hasilnya pun disukai banyak orang.
Menyoal kedatangan kedatangan nasi goreng di Indonesia pun tak bisa dipisahkan dari sejarah bangsa China yang datang ke Indonesia untuk berdagang. Dengan berkembangnya kerajaan-kerajaan di Nusantara, para imigran Tiongkok pun mulai berdatangan.
Ada yang tahu darimanakah asal bakso? Kuliner berkuah dengan tambahan bola-bali daging ini bukan berasal dari Solo atau pun Malang. Meski dua kota tersebut begitu populer dengan kelezatan baksonya, nyatanya bakso pertama kali dikenalkan oleh bangsa Tiongkok.
Bakso ini berasal dari Fuzhou. Konon, pada akhir Dinasti Ming ada seorang pria bernama Meng Bo yang dikenal sangat sangat menyayangi ibunya. Hingga suatu ketika sang ibu sakit keras dan tidak diperbolehkan mengonsumsi makanan keras. Akan tetapi ibu Meng Bo sangat menyukai daging. Ia pun mengkreasikan daging menjadi olahan lebih lembut dan muncullah bakso.
Sejak saat itu, kuliner hasil kreasi Meng Bo populer dan menyebar melalui para pedagang-pedagang Tiongkok yang berimigrasi. Nama bakso sendiri berasal dari kata bak yang berarti babi dan so yang memiliki arti sup. Untuk menyesuaikan dengan budaya Indonesia, daging babi diganti dengan sapi.
Jika Anda beranggapan bahwa sate berasal dari Madura, nyatanya anggapan tersebut masih salah. Olahan daging yang ditusuk kemudian dibakar ini diperkenalkan oleh para pedagang Gujarat, Arab, dan pedagang muslim yang datang ke Indonesia pada awal abad 19.
Namun, ada teori yang mengungkapkan bahwa sate ini berasal dari kata sa tae bak (Tiongkok) yang berarti 3 potong daging. Sayangnya, teori tersebut dibantah karena mayoritas sate di Indonesia terdiri 4 potong daging. Sedangkan, angka 4 merupakan angka sial bagi budaya tiongkok.