Waroeng Spesial Sambal atau Waroeng SS pasti sudah tak asing lagi di telinga para pencinta makanan pedas. Sesuai dengan namanya, rumah makan ini menyajikan aneka sambal sebagai menu istimewanya. Aneka macam sambal ini disajikan dengan berbagai jenis sayuran dan lauk.
Meski sudah tersohor di tanah Jawa, tapi siapa sangka jika Waroeng Spesial Sambal ini dulunya dirintis dari kaki lima tepatnya di kawasan Jalan Kaliurang, kawasan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Dari kaki lima inilah, pemilik Waroeng SS, Yoyok Hery Wahyono kini berhasil mendirikan 83 cabang rumah makan di Indonesia.
Yoyok melihat, Yogya memiliki peminat makanan pedas yang cukup melimpah. Namun kala itu, mayoritas pedagang makanan hanya menawarkan jenis makanan pedas manis saja. Lalu muncullah ide untuk membuka warung dengan berbagai jenis sambal.
Berawal dari kuliah yang tak kunjung selesai, Yoyok akhirnya memberanikan diri untuk membuka usaha warung makan. Dengan modal 9 juta rupaih, Yoyok membuka Waroeng SS pertama kalinya ditahun 2002. Sesuai perkiraan, bisnis makanan pedas memang digandrungi masyarakat Jogja. Dagangannya laris manis, tapi setahun pertama dia belum merasakan laba.
Seiring berjalannya waktu, Yoyok banyak belajar tentang bisnis makanan. Dia mulai mengambil bahan baku makanan dari tangan pertama agar lebih murah.
Saat laba mulai didapat, Yoyok mulai membangun cabang bukan waralaba. Mengapa cabang dan bukan waralaba? Karena menurut Yoyok, waralaba itu menguntungkan secara jangka pendek, tetapi jangka panjang sangat berisiko. Semua di luar kendali dari kualitas produk dan pelayanan.
Sampai saat ini, Waroeng Spesial Sambal sudah memiliki 83 cabang di 43 kota dengan total karyawan 3.600 orang. Untuk menjalankan bisnis rumah makan dengan jumlah banyak itu, Yoyok membagi bisnisnya dalam dua lini besar, yakni support dan operasional. Support mengurus bagian manajerial dan operasional mengurus bagian produksi makanan.
Yoyok memang tidak menjelaskan secara rinci berapa omzet yang didapat Waroeng Spesial Sambal tiap bulannya. Namun dia memberikan gambaran, bahwa tiap bulannya Waroeng SS bisa menjual sekitar 1,2 juta porsi sambal dalam satu bulan. Jika harga sambal per porsi dihargai Rp 3.000, maka omzet dari sambalnya saja Rp 3,6 miliar per bulan.
Belum omzet dari hidangan seperti nasi, aneka lauk pauk, dan minuman. Nyatanya, Yoyok memang berhasil mengembangkan 9 jutanya menjadi bisnis yang sukses.