Proyeksi Industri Penerbangan Indonesia 2021 Pasca Tragedi Sriwijaya Air

Direktur Utama PT Angkasa Pura I (AP I) mengatakan bahwa proyeksi industri penerbangan Indonesia di tahun 2021 terlihat tidak terlalu bagus.

SHARE :

Ditulis Oleh: Taufiqur Rohman

Industri penerbangan Indonesia menjadi sektor yang paling terdampak oleh pandemi Covid-19. Sejak awal tahun 2020 lalu, sejumlah negara di dunia membatasi bahkan menutup penerbangan internasional sebagai upaya untuk menekan penyebaran Covid-19. Kebijakan turut membuat industri penerbangan menjadi lesu pada bulan Maret, April, serta Mei.

Suharto Abdul Majid dari Ketua I Bidang Advokasi Edukasi dan Hukum Regulasi Transportasi mencatat bahwa jumlah penumpang kedatangan pada 2020 mengalami penurunan drastis menjadi 37.174.390 orang saja, dimana 90% atau 33.636.091 orang berasal dari penerbangan domestik, sedangkan 10% atau 3.583.299 orang dari penerbangan internasional.

Angka tersebut turun jauh dari tahun 2019 dengan jumlah penumpang domestik mencapai 80 juta orang, sedangkan penumpang internasional mencapai 18 juta orang. Sebelumnya pada awal 2020, International Air Transport Association (IATA) memprediksi pandemi akan menyebabkan penurunan hingga 30% untuk maskapai penerbangan di Asia-Pasifik.

Proyeksi 2021 Masih Suram

Melalui konferensi pers virtual bertajuk “Update Angkutan Nataru 2020-2021” pada Rabu (30/12/2020), Direktur Utama PT Angkasa Pura I (AP I), Faik Fahmi mengatakan bahwa proyeksi industri penerbangan di tahun 2021 terlihat tidak terlalu bagus. Terlebih dengan kebijakan PKKM yang membatasi jumlah kunjungan warga negara asing (WNA) ke Indonesia.

Sementara itu, Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menilai bahwa kebangkitan industri penerbangan Indonesia tergantung pada vaksinasi dan kemampuan mengatasi varian terbaru Covid-19 di beberapa negara. Pulih sepenuhnya memang tidak mungkin, namun setidaknya perlahan dapat kembali normal dan mendekati capaian-capaian pada tahun 2019.

IATA pada akhir tahun 2020 memaparkan dua skenario yang mungkin terjadi pada tahun 2021 ini. Pertama, apabila program vaksinasi berhasil dan varian baru Covid-19 dapat dicegah maka 2021 menjadi pemulihan bagi bisnis penerbangan. Kedua, jika pandemi Covid-19 terus meningkat maka dunia penerbangan tetap harus berupaya bertahan seperti di 2020.

Tragedi Sriwijaya Air SJ-182 tidak terlalu berdampak pada peningkatan maupun penurunan jumlah penumpang. Masyarakat Indonesia masih percaya bahwa pesawat terbang adalah jenis transportasi paling aman dengan angka kecelakaan paling kecil dibandingkan transportasi lain. Dampak terbesar disebabkan oleh semua pembatasan akibat Covid-19.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU