Salah satu yang menarik dari Gili Trawangan adalah penangkaran tukik penyu yang berada di tepi pantai. Bangunan berbentuk pendopo ini memang kerap menarik hati para wisatawan, karena kebanyakan dari mereka penasaran untuk melihat langsung lucunya tukik penyu Gili Trawangan.
Meski tempat ini banyak dikunjungi wisatawan, tak banyak yang tahu bahwa populasi tukik penyu Gili Trawangan ini sudah makin punah. Hal ini karena pengaruh pembangunan pariwisata yang masif dan juga kegiatan penangkapan oleh nelayan. Biasanya para penyu ini akan datang ke Pantai Gili Trawangan saat musim bertelur, namun kinijumlahnya semakin berkurang. Hingga akhirnya muncullah inisiatif membangun penangkaran penyu oleh Zainudin, mantan kepala dusun setempat.
Tahun 2005 Zainudin mulai membeli telur penyu dari nelayan dengan harga Rp3.000 per butirnya. Dari telur inilah kemudian ditetaskan untuk menjadi bayi tukik yang akan dilestarikan. Tempat penetasan berada tak jauh dari balai pendopo. Setiap bulannya ada ratusan telur penyu yang ditetaskan di sini. Namun secara umum ada dua jenis yang ditangkar di area ini yaitu penyu hijau (Chelonia midas) dan penyu sisik (Eretmochelys imbricata).
Setelah menetas, tukik-tukik dipindahkan ke dalam kolam perawatan. Di dalam balai yang berupa rumah terbuka beratap jerami berukuran 20 x 15 meter persegi itu, tukik-tukik dipelihara selama 6-8 bulan hingga siap dilepas ke laut terbuka.
Wisatawan yang ingin melihat lucunya tukik penyu Gili Trawangan ini tak perlu bayar alias gratis. Namun jika wisatawan ingin membantu menyumbang untuk kegiatan penangkaran ini, maka disediakan kotak untuk donasi sukarela atau seikhlasnya dari para pengunjung. Uang yang terkumpul nantinya akan digunakan untuk operasional perawatan balai, termasuk memberi makan tukik selama dalam masa perawatan. Biasanya tukik penyu di sini diberi makan potongan daging ikan atau cumi.
Namun demikian uang sumbangan dari pengunjung nyatanya tak bisa menutup kegiatan operasional penangkaran tukik penyu Gili Trawangan ini. Untuk menyiasati hal tersebut, pengelola pun membuat warung kecil di depan penangkaran dan menyewakan sepeda pada wisatawan. Penghasilan dari usaha tersebut disisihkan untuk kegiatan penangkaran penyu.