Papua merupakan kawasan paling timur di Indonesia yang menyimpan banyak kekayaan. Berbagai nama pun pernah disematkan oleh orang asing yang melakukan ekspedisi di wilayah ini. Bahkan sejak tahun 200 M sudah terdapat beberapa perubahan nama Papua.
Konon dulunya Papua bernama ¨Nuu War¨ yang berarti cahaya dari timur. Nama ini pun kemudian makin hilang dengan makin banyaknya penjelajah yang datang ke Tanah Papua.
Berdasarkan catatan sejarah masa silam, berikut ini adalah beberapa perubahan nama Papua dari tahun 200 M hingga kini.
Sekitar tahun 200 M, Claudius Ptolemaeus yang merupakan seorang ahli geografi menamai Papua dengan sebutan Labadios. Hingga kini, belum diketahui mengapa ia menyebut Papua dengan nama Labadios tersebut.
Sebutan ini muncul sekitar tahun 500 M. Saat itu seorang pengarang Tiongkok, Ghau Yu Kuan menyebutkan bahwa rempah-rempah yang ia dagangkan berasal dari Tungki. Dikisahkan Papua inilah yang dimaksud dengan Tungki.
Sebutan ini biasa digunakan oleh para penguasa Sriwijaya abad ke-6. Kerajaan Sriwijaya pernah mengirimkan persembahan beberapa ekor burung Cendrawasih dari taman surga yang disebut sebagai “Janggi”.
Pedagang Persia dan Gujarat, saat membeli rempah-rempah pada abad ke-7 sampai ke Papua dan menyebutnya Dwi Panta atau Samudranta yang artinya ujung Samudra dan ujung Lautan.
Dalam kitab Negarakertagama, Papua masuk dalam wilayah kekuasaan Majapahit pada tahun 1293 M – 1520 M. Dalam dokumen itu disebut kata Wanin atau Onin. Para ahli sejarah mengidentifikasi daerah yang dimaksud adalah daerah semenanjung Onin di Kabupaten Fakfak.
Para penjelajah samudera dari Eropa di abad ke-15 menyebut Papua sebagai “Mela” yang artinya hitam. Hal ini sesuai dengan kondisi penduduk Papua yang berkulit gelap.
Sebutan ini disematkan Antonio d’Arbau pada tahun 1511. Akan tetapi beberapa tahun kemudian, dijelaskan bahwa Don Jorge de Menetes, pelaut asal Spanyol tepatnya tahun 1526, sudah menyebut dengan nama Papua. Hal ini disebut dalam catatan harian Antonio Figafetta, juru tulis pelayaran Magelhaens.
Istilah ini digunakan oleh Alvaro de Savedra sekitar tahun 1528. Ia seorang pemimpin armada Spanyol. Akibat sebutannya, banyak pelaut Eropa berusaha mencari emas ke Papua.
Kerajaan Tidore di Maluku, sekitar tahun 1646, pernah menguasai daerah Papua dan menyebut penduduknya sebagai Papa-Ua. Sebutan mereka kemudia berubah menjadi Papua yang artinya berambut kriting. Nama inilah yang konon digunakan hingga kini.