Perlakuan Bule di Indonesia yang Dianggap Superstar, Inikah Alasannya?

Perlakuan bule di Indonesia memang kerap kali membuat jengkel. Mereka selalu dipandang lebih tinggi (superior), sedangkan warga lokal dianggap lebih rendah (inferior). Lalu apakah penyebabnya mengapa bisa terjadi seperti itu?

SHARE :

Ditulis Oleh: Rizqi Y

Sudah bukan rahasia umum jika perlakuan bule di Indonesia memang selalu diutamakan ketimbang warga lokal. Banyak orang yang lebih mengutamakan bule dalam segala hal, padahal mereka hanya orang luar negeri biasa yang bahkan bukan artis atau orang terkenal di negara asalnya. Namun entah kenapa saat masuk ke Indonesia sebagai wisatawan, mereka langsung diperlakukan bak artis kelas dunia, bahkan dielu-elukan.

Beberapa waktu lalu melalui akun instagram @amrazing, Alexander Thian membagikan beberapa komentar atau bisa dibilang pengalaman beberapa netizen tentang perlakuan bule di Indonesia tersebut. Beberapa menilai bahwa terkadang perlakuan bule di Indonesia itu berlebihan dan tak seharusnya dilakukan.

Baca juga: Tertangkap Mencuri, Turis Asing Diarak Keliling Gili Trawangan

Kata netizen tentang perlakuan bule di Indonesia.

Netizen yang satu ini mengaku mendapatkan perlakuan yang berbeda saat dirinya ingin melakukan reservasi di salah satu club di Kuningan. Perlakuan ini terasa sangat berbeda bahkan hanya melalui telepon. Saat dirinya menelepon dengan bahasa Inggris maka dengan mudahnya ia mendapat reservasi tersebut. Padahal sebelumnya saat menggunakan bahasa Indonesia sang petugas mengatakan jika tempat sudah kosong.

Kata netozen tentang perlakuan bule di Indonesia.

Atau dalam kasus lainnya, seorang netizen juga beropini bahwa mayoritas masyarakat Indonesia masih merasa diri mereka inferior, sedangkan bule selalu lebih baik dari mereka (superior). Bahkan dalam urusan makanan seperti yang dialaminya di sebuah resto atau kedai cepat saji.

Pertanyaannya adalah, mengapa orang Indonesia memerlakukan bule-bule tersebut seperti itu?

Ternyata hal tersebut dikarenakan rasa minder yang melanda masyarakat Indonesia. Rasa minder tersebut dikarenakan kurangnya percaya diri dan ketidaktahuan kita tentang apa yang sudah kita miliki dan warisi dari zaman-zaman dahulu.

Masyarakat Indonesia merasa minder dan merasa ‘wah’ ketika melihat bule karena masyarakat Indonesia tidak tahu akan kekayaan bangsa yang dimiliki. Mereka lebih suka membanding-bandingkan diri sendiri dengan bangsa asing. Orang yang suka membandingkan bangsanya sendiri seperti itu, cenderung akan menjadi lebih banyak melihat ke luar daripada menggali ke dalam tentang apa yang telah dimilikinya.

Bersikap biasalah ke bule. Sumber

Sedikit mengulik sejarah di balik fenomena tersebut, ternyata hal ini tidak lepas dari sejarah bangsa Indonesia sendiri. Dari awal Indonesia terbentuk, masyarakat Indonesia sudah mempunyai sikap minder dan tidak percaya pada kemampuan diri sendiri. Ketika Soekarno memimpin Indonesia, Soekarno menyerukan kebenciannya terhadap kolonialis Barat dan menentang keras Barat di Indonesia. Namun sayangnya Soekarno melakukan hal tersebut dengan menggandeng Sosialisme Timur. Tidak bergantung pada Barat, namun bergantung pada Timur.

Soekarno menolak ajaran-ajaran Barat tapi menyuruh pemuda-pemuda Indonesia untuk menuntut ilmu di Moskow tentang buku dari Karl Marx. Akhirnya, setelah selesai mengemban ilmu di Moskow, pemuda-pemuda tersebut menjadi pawang PKI dan Indonesia pada saat itu lebih condong ke Timur.

Baca juga: Awal Mula Mengapa Banyak Orang Indonesia Suka Foto Bareng Turis Asing

Sedangkan pada zaman orde baru, zaman Soeharto, secara politik Indonesia memegang politik Gerakan Non Blok (GNB) yang tidak condong ke Barat maupun Timur. Namun secara ekonomi, Indonesia sangatlah condong ke Barat karena waktu itu perekonomian Indonesia sangatlah menyedihkan, sehingga Soeharto harus meminjam uang untuk pembangunan infrastuktur kepada World Bank, IMF, IGGI, maupun CGI. Akhirnya Soeharto terkena permainan ekonomi dari Barat yang mengakibatkan Indonesia mempunyai hutang yang sangat besar. Sampai sekarang, masyarakat Indonesia yang harus menanggung apa yang dilakukan Soeharto pada waktu itu.

Hal tersebut berhubungan dengan sikap minder masyarakat Indonesia terhadap budaya yang dimiliki. Ketika seseorang sudah minder secara pikiran, maka mereka juga akan minder dengan budayanya, apalagi kalau skalanya sudah menjadi sebuah bangsa yang minder?

Bersikap ramah dan baik pada bule yang datang ke Indonesia bukanlah sebuah kesalahan. Apalagi bangsa kita memang dikenal sebagai bangsa yang ramah di mata dunia. Namun bukan berarti kita menganggap mereka lebih tinggi atau lebih baik dari kita, sedangkan bangsa kita lebih rendah dari mereka. Berlaku ramah bukan berarti mendewakan mereka, bukan?

Bersikaplah biasa seperti kita memerlakukan orang lain seperti pada umumnya. Jangan pernah berpikir bahwa mereka selalau lebih baik dari kita, sebab nyatanya tak selalu demikian. Dalam beberapa hal mungkin kita kalah dibanding mereka, namun dalam hal lain kita juga punya kelebihan dan keunggulan yang tak mereka miliki.

Bersikap minder, merasa inferior dan merendahkan diri berlebihan juga tak baik untuk martabat bangsa. Bagaimana mungkin suatu bangsa akan dipandang besar jika masyarakatnya sendiri tidak mau memandang mereka tinggi (tanpa harus merendahkan yang lain)?

Mulai dari diri sendiri, mulai saat ini juga, cobalah untuk mulai bersikap biasa pada bule. Sambut mereka dengan ramah, namun jangan jadikan mereka seperti “dewa”. Biasa saja.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU