Kebakaran Gunung Rinjani yang terjadi tanggal 21 Agustus 2017 lalu memang sudah berhasil dipadamkan. Dampak kebakaran tidak terlampau parah, namun ini menjadi pelajaran bagi para pendaki agar tidak melakukan hal-hal yang bisa memicu kebakaran. Misalnya membuang puntung rokok sembarang dalam kondisi masih menyala seperti yang dilakukan pendaki penyebab kebakaran di Rinjani beberapa waktu lalu. Atau membiarkan bekas api unggun begitu saja tanpa memastikan bekas api benar-benar padam. Terkadang pendaki yang tidak paham teknik pembuatan api unggun juga cenderung membuat kesalahan dan memungkinkan terjadinya kebakaran. Untuk itu, pendaki harus tahu tips membuat api unggun yang benar.
Kembali ke persoalan kebakaran Gunung Rinjani, pendaki tak perlu khawatir. Karena ternyata pendakian lewat jalur Sembalun tetap buka seperti biasa. Tidak ada aktivitas penutupan jalur pendakian karena kondisi jalur sudah aman dan kebakaran pun sudah berhasil dipadamkan.
“Aktivitas pendakian tetap berjalan normal. Tidak ada penutupan jalur sama sekali, karena api juga sudah dipadamkan hari itu juga saat kebakaran,” jelas Tika (48), petugas registrasi pendakian jalur Sembalun.
Meski jalur pendakian Rinjani khususnya Sembalun tetap dibuka, namun diharapkan pendaki tetap harus berhati-hati dan waspada. Jangan sampai tragedi serupa terjadi di titik lain karena kurangnya kewaspadaan dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar.
Rencananya untuk mengembalikan area yang terbakar, pihak pengelola pendakian Rinjani akan melakukan penanaman kembali. Tapi mungkin untuk tahap ini akan menunggu sampai musim yang tepat.
Kasus kebakaran seperti yang terjadi di Gunung Rinjani bukanlah yang pertama kali di Indonesia. Sebelumnya juga sudah banyak terjadi kejadian serupa, misalnya kebakaran di Gunung Slamet, kebakaran di Gunung Andong, di Gunung Gede, di Gunung Merbabu dan banyak lagi lainnya. Meski penyebab kebakaran tak melulu dari pendaki, tapi rasanya para pendaki juga harus selalu mawas diri.
Paling tidak para pendaki juga harus belajar, bagaimana cara mendaki yang aman selama musim kemarau. Karena di musim inilah kebakaran lebih mudah terjadi. Pahami juga aturan yang diberlakukan pada setiap gunung, seperti misalnya larangan membuat api unggun di Gunung Merapi. Pastinya semua aturan ini harus dipatuhi pendaki agar gunung tetap aman dari bencana kebakaran hutan.