Paket wisata ke Bali untuk turis China yang dijual terlalu murah membuat banyak pihak bertanya-tanya, sebab bagaimana bisa liburan empat hingga lima hari plus tiket pesawat pergi-pulang hanya dibanderol dengan nominal Rp 2,5 hinnga Rp 3 juta saja.
Tour guide yang tergabung dalam Bali Tourism Board, Benny Fonda menjelaskan biaya itu jauh di bawah rata-rata turis yang biasa berwisata ke Bali.
Dengan rentang waktu berlibur selama 4-5 hari, menurut hitungannya wisatawan yang berkunjung ke Bali menghabiskan uang minimal sebesar USD 600.
“Tarif normal standar turis yang ke Bali menginap di hotel bintang 4 yaitu USD 600 atau kalau dirupiahkan sekitar Rp 9 juta. Biaya itu belum termasuk tiket pesawat,” kata Benny melalui Detik pada Senin (22/10/2018) petang.
Penjualan paket wisata ke Bali ke turis China dinilai sudah keterlaluan karena saking murahnya. Ditengarai, bisnis itu dikendalikan oleh ‘mafia Tiongkok’. Hal ini dikemukakan oleh anggota DPRD Bali, Nyoman Tirtawan.
Nyoman Tirtawan mengirimkan surat yang ditujukan kepada Kapolda Bali Irjen Petrus Reinhard Golose. Surat tertanggal 29 Oktober 2018 itu berisi permohonan lidik terkait dugaan tindak pidana yang dilakukan oknum pariwisata.
Tirtawan menyertakan sejumlah dugaan pelanggaran yang dilakukan oknum pariwisata tersebut, yaitu penggunaan lambang Negara Pancasila pada stempel tokonya, penggunaan tenaga asing secara ilegal, dugaan tindak pidana penipuan, hingga merugikan dan merusak nama baik pariwisata Bali, serta dugaan adanya upaya perlindungan oleh pihak yang tidak berwenang.
Dia menambahkan, ada sejumlah bukti yang dia sertakan, mulai rekaman dan dokumen. Dia yakin ada tindak pidana dalam kasus jual paket wisata murah Bali ke turis China.
“Pertama quality guarantee sheet, menggunakan lambang burung Garuda, ada beberapa toko beroperasi tanpa izin, lalu dugaan tidak bayar pajak karena ada pembayaran WeChat. Keempat, dugaan penggunaan TKA ilegal,” urainya dikutip Detik.