Duka sedang menyelimuti rakyat Indonesia. Danau Toba sebagai danau terbesar di Asia Tenggara telah menelan ratusan korban jiwa. Kabar terakhir, lokasi tenggelamnya kapal telah ditemukan, namun belum bisa dilakukan pengangkatan jasad karena permasalahan kedalaman Danau Toba yang mencapai 505 meter.
Berdasarkan hasil rekaman remotely operated vehicle (ROV) di kedalaman 450 meter Danau Toba, menyebutkan tanda-tanda posisi bangkai KM Sinar Bangun sudah ditemukan. Sekitar tiga kilometer dari Pelabuhan Tigaras.
Dugaan ini diperkuat dengan terlihatnya beberapa sepeda motor, bagian-bagian kapal, dan mayat korban. Pada foto hasil ROV, nampak jelas beberapa sepeda motor berada di dasar danau. Tidak hanya itu, jasad yang diduga korban KM Sinar Bangun pun tampak untuh.
Melansir dari Medan.Tribunnews.com, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengungkapkan jasad para korban butuh waktu lama untuk membusuk. Hal itu disebabkan temperatur di dasar Danau Toba yang sangat dingin.
Suhu dasar danau yang dingin menyebabkan jasad para korban tak mengapung di permukaan. Masih menurut Soerjanto, salah satu cara mengangkat jasad mereka ke permukaan adalah dengan bantuan gas yang berfungsi untuk menambah masa jenis. Sayangnya, jasad para korban berada pada spot yang begitu dalam tepatnya di kedalaman 450 meter.
Sulitnya pengangkatan jasad korban kapal tenggelam KM Sinar Bangun ini pun menjadi bagian dari misteri Danau Toba.
Melansir dari Daily Mail, sejumlah ilmuwan menemukan fakta bahwa Danau Toba terbentuk karena erupsi hebat Gunung Toba yang terjadi pada 74.000 tahun lalu. Saat erupsi, Gunung Toba memuntahkan 2.500 km kubik lava yang jumlahnya konon dua kali volume Gunung Everest. Bahkan, erupsinya 5.000 kali lebih mengerikan dari letusan hebat Gunung St Helens, Amerika Serikat yang memakan lebih dari 250 rumah pada 1980.
Menurut situs Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), ribuan kilometer kubik puing dimuntahkan dari puncak Gunung Toba. Awan yang bercampur gas panas, serpihan batu, dan abu pun telah mengubur 20.000 km wilayah yang ada di sekitar kaldera dalam waktu dua minggu.
Pasca-letusan, Gunung Toba meninggalkan kaldera modern yang dipenuhi air yang kini kita mengenalnya dengan sebutan Danau Toba.
Masih dari sumber yang sama, seorang peneliti bernama Ivan Koulakov dan rekan-rekannya dari Russian Academy of Science menemukan adanya kolam magma yang tumbuh di bawah kaldera Toba. Meski terlihat tenang, mereka mengatakan bahwa “mesin” yang menghasilkan magma masih terus aktif.
Akibat letusan hebat tersebut terbentuklah kaldera Haranggaol yang terletak di sebelah utara Danau Toba. Dan, di kaldera tersebutlah yang menjadi “kuburan” bangkai KM Sinar Bangun dan para korbannya.
“Posisi bangkai kapal Sinar Bangun berada di Kaldera Haranggaol yang meledak 500.000 tahun lalu. Letaknya di sebelah utara, ini wilayah terdalam Danau Toba,” kata Gagarin, mengutip dari kompas.com.