Menilik Desa Zisiqiao, Kampung yang Dihuni Ribuan Ular

Mulai dari yang tidak berbisa hingga yang paling mematikan, semua jenis ular ada di desa ini.

SHARE :

Ditulis Oleh: Wike Sulistiarmi

Banyak orang takut dengan ular. Reptil bersisik dan bertubuh panjang ini kedatangannya tak pernah disambut oleh manusia karena stigma menganggap ular adalah binatang berbahaya yang dapat membunuh manusia. Tapi tidak bagi warga desa Zisiqiao di China. Binatang satu ini malah disambut dengan baik setelah kelahirannya.

Telur-telur ular bahkan dirawat dengan baik agar menetas dan tumbuh dengan sehat oleh warga Desa Zisiqiao, provinsi Zhejiang, China karena ular dianggap sumber rezeki mereka. Ular-ular dibudidayakan dan dijual dengan harga tinggi. Keuntungannya mencapai 12 juta USD atau sekitar Rp175 Miliar per tahun.

Baca juga: Menengok Desa Ganxi Dong China di Mana Semua Warganya Bisa Kungfu

Ular sudah seperti sahabat sendiri. Foto Reuters

Mulai dari yang tidak berbisa hingga yang paling mematikan, semua jenis ular ada di desa ini. Cerita peternakan ular desa itu berawal dari pasangan Fang Yin dan istrinya Yang Xiaoxia yang mengaku terdesak ekonomi. Mereka memilih mencari ular di sungai dekat desa untuk dijual. Saat itu tahun 70 an.

“Ketika saya masih muda, seluruh desa sangat miskin. Ada banyak danau dan sungai di wilayah ini, dan ada banyak ular yang hidup di air. Jadi kami berpikir untuk menangkap ular dan menjualnya demi uang. Pada tahun 1970-an, semua orang melakukan ini, pria dan wanita, meskipun kami semua sedikit takut” ujar Fang yang umurnya tak lagi muda.

Tetapi jumlah ular di sungai mulai punah, terlalu banyak pemburu. Hingga akhirnya tercetuslah untuk membudidaya ular sendiri untuk dijual.

“Awalnya saya takut dan mengira mereka menjijikkan,” kata Fang dengan tepat kepada Daily Morning China. “Tetapi sekarang saya terbiasa dengan semua ini.” Kobra, ular piton, dan ular beludak dapat ditemukan di banyak rumah di Zisiqiao termasuk Fang dan Yang, itulah sebabnya banyak yang menyebut tempat itu “desa ular”.

Menjijikkan dan mematikan tapi juga menguntungkan

Panen ular. (Foto oleh Reuters)

Pasangan ini mengaku menjual lebih dari 3 juta ular per tahun ke perusahaan-perusahaan farmasi yang menggunakan kantong empedu, hari, dan kulit reptil untuk menciptakan suplemen nutrisi. Pelanggannya ada di seluruh penjuru dunia, mulai dari Jepang, Korea Selatan, Amerika hingga Eropa.

Ular telah dianggap sebagai obat selama ribuan tahun di Tiongkok. Orang-orang di sana, dan di tempat lain di seluruh dunia, menelan pil ular dan minum anggur ular untuk membantu menyembuhkan penyakit tulang belakang atau mengurangi kerusakan hati. Dipercaya, satu gram racun ular dapat mendatangkan 3.000-5.000 yuan (sekitar 450- 750 USD) dan banyak restoran menggunakan daging ular sebagai bahan untuk memasak.

Tentu saja bisnis ini tak serta merta lancar, penduduk juga ada yang telah meninggal akibat digigit ular. Sebagian kapok, tapi banyak yang tidak. Mereka menganggap semua pekerjaan memang berisiko. Dan banyak orang di provinsi ini telah mengesampingkan rasa takut atau jijik mereka terhadap peternakan ular untuk mendapatkan keuntungan sebagai wiraswasta.

Baca juga: Unik, Seluruh Rumah di Desa Ini Berbentuk Kapal Terbalik

Sembilan puluh persen dari 170 keluarga di wilayah itu bergantung pada penggalangan ular untuk mendapatkan penghasilan, menurut laporan dari Global Times.

Dibandingkan dengan dipekerjakan oleh seseorang, saya lebih suka tinggal di rumah dan melakukan ini, karena saya menghasilkan lebih banyak uang,” kata Fang.

Lihat video berikut ini untuk melihat langsung bagaimana kondisi peternakan ular di desa unik ini:

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU