Kampanye pembersihan Gunung Everest dimulai Sabtu, 17 Maret kemarin. Tujuan kampanye tersebut ialah mengangkut 100 ton sampah yang ditinggalkan oleh wisatawan dan para pendaki di Everest.
Pendaki di Everest berperan besar pada banyaknya sampah di Gunung Everest.
Pada hari pertama, 1,2 ton sampah terangkut. Limbah di gunung tertinggi sedunia itu dibawa dari Bandara Lukla ke Kathmandu untuk selanjutnya didaur ulang.
Kampanye bersih tahun ini difokuskan pada barang-barang yang bisa didaur ulang. Termasuk botol bir kosong, kaleng, makanan kosong, dan peralatan pendakian yang dibuang sembarangan.
Menurut Komite Kontrol Pencemaran Sagarmantha (SPCC), lebih dari 100 ribu orang naik ke Gunung Everest tahun lalu. 40 ribu di antaranya ialah pendaki gunung atau trekker.
Karena saking banyaknya pendaki, SPCC dan pemandu lokal harus berurusan dengan limbah biologis yang ditinggalkan. Di antaranya kotoran manusia yang mengancam kesehatan ekosistem. Karena itu, SPCC membangun toilet portabel di sekitar kamp gunung utama.
Tingginya jumlah pendaki di Everest juga meningkatkan risiko keamanan. Kekhawatiran itu menyebabkan munculnya regulasi soal larangan mendaki sendirian, dan memaksa pendaki asing mendaki bersama dengan pemandu lokal.
Tahun 2015 lalu, Angkatan Darat India melakukan pendakitan ke Gunung Everest. Tujuannya sederhana, yakni membersihkan sampah yang ditinggalkan para pendaki. Misi ‘bersih-bersih’ ini dilakukan oleh 34 orang.
“Sayangnya, kini Gunung Everest bisa disebut sebagai tempat sampah tertinggi dunia,” ujar Mayor Ranveer Singh Jamval, pemimpin ekspedisi pembersihan Gunung Everest.
Dalam upaya pembersihan Everest ini, para tentara membawa turun 4 ton sampah yang ditinggalkan para pendaki di Everest sepanjang beberapa tahun belakangan.
Sampah seperti tenda, sleeping bags, dan tabung oksigen banyak ditemui di puncak dunia ini.
Sejak tahun 2008, misi pembersihan Everest telah mengumpulkan setidaknya 15 ton sampah. Tim pembersih masih meyakini masih begitu banyak sampah yang belum sempat diangkut turun.
Sementara tahun 2012, salah seorang seniman asal Nepal mengolah 1,5 ton sampah dari Gunung Everest sebagai barang seni demi menjaga Gunung Everst tetap bersih.
