Amankah Mendaki Gunung Saat Hamil? Ini Faktanya

Sedang hamil tapi berhasrat besar ingin mendaki gunung? Amankah? Kami mengulasnya secara lengkap di sini, beserta tipsnya.

SHARE :

Ditulis Oleh: Rizqi Y

Mendaki bisa dilakukan siapa saja, setidaknya itulah yang jadi panutan banyak orang saat ini. Tua, muda, besar, kecil, cewek cowok semua bisa mendaki ke gunung-gunung yang mereka kehendaki. Bahkan sekelas wanita hamil pun bisa mendaki. Setidaknya itulah yang menjadi bahan pembicaraan akhir-akhir ini. Saat ada segelintir wanita hamil yang ngidam harus naik gunung, dan akhirnya melakukannya juga. 

Hobi mendaki? Baca rekomendasi carrier berkualitas dari kami dengan klik di sini.

Mendaki gunung memang bisa membuat tubuh jadi makin sehat dan bugar. Bisa juga sebagai cara untuk refreshing daritekanan hidup di kota sehari-harinya. Namun apa jadinya jika hal itu dilaoni oleh wanoita hamil? Berbahayakah, atau justru berefek baik bagi janin yang dikandungnya?

Wiwid Santiko, seorang dokter muda, mengatakan bahwa mendaki gunung saat hamil tidak baik. 

“Sebetulnya tidak baik. Ada beberapa referensi bacaan mengenai bahasan tersebut,” ujar Wiwid Santiko saat memberikan rekomendasi artikel pada Phinemo. 

Dari beberapa artikel yang direkomendasikan tersebut, kami merangkum beberapa hal yang mungkin akan bermanfaat buat Kamu yang sedang hamil dan ingin mendaki gunung. 

Kembali pada pertanyaan awal, amankah mendaki gunung saat sedang hamil?

Bahayakah mendaki gunung saat hamil? Sumber

Melansir dari babycenter.com, kegiatan mendaki memang seharusnya tidak dilakukan saat sedang hamil. Pada ketinggian tertentu kadar oksigen akan berkurang. Ini akan menyebabkan Kamu cepat merasa lelah, dengan begitu janin yang sedang dikandung pun memiliki kemungkinan kekurangan oksigen. Efeknya tentu saja bisa mengarah pada terganggunya pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan. 

Namun bukan berarti wanita hamil tidak boleh naik gunung sama sekali. Dalam ketinggian tak lebih dari 8.500 kaki atau setara 2590,8 mdpl wanita hamil masih cukup aman untuk mencapai titik ini. Namun itupun tak boleh berhari-hari, artinya harus secepatnya turun. Apalagi jika Kamu yang sedang hamil mulai merasakan gejala pusing, terengah-engah, atau sakit kepala. Maka Kamu harus segera turun saat itu juga. 

Perhatikan juga jika Kamu mempunyai gejala hipertensi dan preeklampsia (komplikasi kehamilan yang menyebabkan tekanan darah tinggi, kerusakan ginjal, dan masalah lainnya). Mendaki gunung hanya akan memperburuk kondisimu. Jadijika ingin tetap mendaki, konsultasikan dahulu pada dokter kandunganmu. 

Lalu bagaimana kasus pada wanita yang hamil dan tinggal di gunung atau dataran tinggi?

Kasus pada ibu hamil di gunung. Sumber

Wanita yang hamil dan tinggal di dataran tinggi atau gunung memiliki kondisi yang berbeda. Mereka telah beradaptasi dengan kondisi udara yang memang lebih tipis. Namun bukan berarti mereka tak mengalami efek dari ketinggian dan tipisnya kadar oksigen tersebut. 

Bayi yang dikandung dan dilahirkan di gunung akan cenderung lebih kecil dari pada bayi yang dikandung dan lahir di dataran rendah. Ini bukan berarti bayi yang dikandung dan lahir di gunung atau dataran tinggi tak sehat, mereka tetap bisa tumbuh sehat. 

Efek lain yang akan dirasakan wanita yang hamil di ketinggian adalah adanya resiko terserang preeklampsia dan intrauterine growth restriction (IUGR) pada bayi. Kondisi ini adalah saat di mana bayi terlihat lebih kecil dari perkiraan. Kedua resiko ini akan meningkatkan resikokomplikasi lain yang lebih serius selama kehamilan dan juga pada bayi ketika dia baru lahir.

Wanita hamil tetap bisa mendaki asalkan…

Perhatikan hal ini saat mendaki gunung dalam kondisi hamil. Sumber

Tahu batasan sampai di titik mana dia sanggup mendaki dan tahu betul kondisi tubuhnya dengan tidak memaksakannya. Kamu juga harus benar-benar mempersiapkan fisik agar tidak jatuh sakit dan membahayakan janin yang sedang dikandung. 

Baca rekomendasi gunung-gunung untuk pemula dengan klik di sini.

Pada dasarnya kegiatan hiking memang bagus untuk meningkatkan kekuatan dan kesehatan kardiovaskular saat kehamilan. Melansir dari mamanonthetrail.com, Kamu yang ingin mendaki gunung saat hamil alangkah baiknya untuk memperhatikan beberapa hal ini:

Perhatikan setinggi apa dan sejauh apa Kamu bisa pergi mendaki

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa batas aman untuk mendaki bagi wanita hamil adalah tak lebih dari 2590,8 mdpl. Jika Kamu sudah merasakan gejala pusing, terengah-engah dan sakit kepala maka itu pertanda bahwa Kamu harus mengakhiri kegiatan pendakian. 

Tak perlu memaksakan diri untuk terus mendaki, karena itu akan membahayakan diri dan janin. Kamu pastinya lebih tahu sejauh mana kemampuanmu.

Tak perlu membawa beban berat 

Jika saat masih single Kamu sering mendaki dengan membawa tas carier besar sendiri, maka jangan lakukan itu saat Kamu sedang hamil. Kamubisa menyiasatinya dengan mengajak pasanganmu, jadi biarkan dia yang membawa beban pendakian. Sedangkan Kamu hanya cukup membawa beban diri dan janin dalam kandungan saja. 

Lebih sering beristirahat dari biasanya

Saat hamil Kamu akan cenderung butuh lebih banyak oksigen dan akan lebih cepat merasa lelah dari biasanya. Itulah kenapa saat hamil akan lebih baik jika sering beristirahat di perjalanan. Bisa dengan duduk atau bersandar di pepohonan (senyaman mungkin). 

Tanda bahwa Kamumulai kelelahan adalah saat Kamu tak bisa bicara dengan normal dan terengap-engap. 

Bawa makanan dan air minum lebih dari yang Kamu pikir cukup

Hamil berarti menjadi mudah lapar setiap waktu. Itulah kenapa Kamu perlu bawa lebih banyak cadangan makanan saat mendaki. Bawa lebih banyak makanan ringan yang memang Kamu suka, ini bisa meminimalisir resiko pada bagian perut. 

Begitupun dengan air minum, bawa juga lebih dari perkiraan yang Kamu butuhkan. Jika perlu bawa juga minuman elektrolit untuk mencegah resiko dehidrasi. Sebab dehidrasi ini sangat membahayakan janinmu. 

Gunakan peralatan pendakian yang aman dan nyaman

Mulai dari bra, sepatu, pakaian dan juga perlatan tambahan seperti tracking pole. Pilin yang palin nyaman dantak mengganggu pergerakanmu selama mendaki. Tracking pole akan banyak membantumu saat di trek tanjakan atau turunan. Ini akan menjagamu tetap nyaman melangkah dan megurangi resiko terjatuh.

Jangan lupa untuk konsultasi ke dokter!

Jangan mengambil keputusan untuk mendaki tanpa sepengetahuan dokter kandunganmu. Ini akan berakibat fatal jika ternyata Kamu punya resiko gangguan kehamilan yang tinggi jika sampai nekat pergi mendaki. Dokter biasanya akan memberikan beberapa catatan khusus padamu jika mengijinkanmu untuk mendaki. 

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU