Pemerintah Brazil telah mengonfirmasi keberadaan sebuah suku pedalaman yang belum mengalami kehidupan modern atau era digital. Suku asli Brazil tersebut selama ini mendiami wilayah barat daya hutan Amazon.
Seperti dikutip dari kantor berita AP, tempat hunian mereka telah berhasil diidentifikasi oleh satelit, namun populasi suku tersebut hanya bisa diverifikasi lewat sebuah ekspedisi menggunakan pesawat terbang.
Yayasan yang mengurusi suku-suku asli Brazil, Funai, sengaja melakukan ekspedisi menggunakan pesawat terbang agar tidak mengganggu kelompok suku terisolasi ini.
Brazil memang memiliki kebijakan untuk tidak mengadakan kontak langsung dengan suku-suku semacam ini, untuk melestarikan otonomi mereka di daerahnya.
Suku yang baru ditemukan ini, diperkirakan memiliki sekitar 200 anggota suku. Mereka tinggal di lima rumah jerami besar, di Hutan Reservasi Vale do Javari, hutan Amazon, dekat daerah perbatasan dengan Peru.
Mereka diperkirakan berasal dari kelompok berbahasa pano, yang menyebar dari hutan Amazon ke pedalaman hutan Peru dan Bolivia.
Wilayah Vale do Javari, kata Amorim, merupakan wilayah yang memiliki konstelasi suku-suku terasing terbesar didunia. Di daerah itu, diperkirakan didiami oleh sekitar 14 suku terasing.
Selain itu, mereka juga telah mengidentifikasi delapan atau lebih suku terasing lainnya melalui satelit atau melalui survei darat.
Jose Carlos Meirelles, peneliti suku-suku asli Brazil, memperkirakan suku terasing ini punya anggota sekitar 300 orang, termasuk untuk suku yang tak terdata.
“Kaum perempuan suku ini mengenakan semacam rok. Mereka bisa memintal,” terang Meirelles
Ia juga mengatakan suku ini menanam jagung, pisang, dan kentang. Untuk kaum laki-laki, kata Meirelles, mereka punya postur yang lebih tinggi dari suku-suku lain yang tinggal di kawasan.
Mereka juga memakai semacam kain yang dililitkan di perut yang sepertinya juga berfungsi sebagai pengikat alat kelamin.
Kawasan tempat suku ini hidup sangat terpencil, yang tak terjangkau oleh penebang hutan atau penyadap karet.
Minimnya gangguan ini mungkin membuat mereka bertahan tapi sekaligus juga membuat mereka sangat terisolir. Harus ada upaya yang jelas untuk melindungi mereka, para suku asli Brazil tersebut.