Tak bisa dipungkiri, tren pariwisata sekarang telah bergeser ke arah spot foto Instagramable. Tempat wisata, hotel, restoran, bahkan kampung warga dihias secantik mungkin untuk menciptakan destinasi yang menarik buat dipotret. Asalkan ada latar dengan aksesoris warna-warni, banyak orang akan berbondong-bondong datang mengunjungi.
Sedikit berbeda dengan Susan Spa and Resort. Jika banyak tempat wisata sekarang ini dengan sengaja membuat spot Instagramable, Susan Spa and Resort malah sejak awal sudah punya bangunan Instagramable yang diperuntukkan sebagai wedding venue, La Kana namanya.
Wisatawan kekinian ini, datang ke Susan Spa and Resort bukan untuk selenggarakan acara nikahan, Alasannya sederhana, ingin berfoto dengan latar kapel La Kana. Kalau sudah foto di sana, rasanya sudah ‘sah’ menjadi anak kekinian.
Foto-foto di La Kana Susan Spa and Resort memang sangat booming pada waktu itu. Beberapa tahun lalu, spot foto tersebut ramai dikunjungi orang. Viralnya spot foto di La Kana Chapel Susan Spa & Resort ini pun tak bisa lepas dari strategi marketing yang dilakukan tim Susan Spa and Resort.
Manager Pemasaran dan Penjualan Susan Spa and Resort, Rengga Bayu Inggil, memaparkan bahwa viralnya spot foto di La Kana Susan Spa and Resort adalah bagian dari strategi kami.
“Viralnya La Kana merupakan salah satu konsep strategi marketing kami. Kami membuka loket di spot-spot Susan Spa and Resort, khususnya La Kana atau dikenal dengan sebutan rumah putih. Dengan demikian, kami ndak perlu repot-repot buka market. Bayangan kami, jika satu orang La Kana dengan followers instagramnya 600 otomatis foto tersebut akan tersebar ke 600 orang. Dan begitu seterusnya. Kemudian secara nggak sadar, hal itu menjadi viral beberapa tahun belakang ini.”
Sebuah strategi pemasaran yang jitu. Tak perlu keluarkan bujet berpuluh-puluh juta, cukup menciptakan tren yang ada, selebihnya semua akan berjalan dengan sendirinya.
Di sini, La Kana berperan sebagai pintu masuk pemikat para wisatawan. Ketika mereka sudah datang ke Susan Spa & Resort, masih ada banyak lagi kegiatan seru yang dilakukan di resort ini seperti kolam renang, jacuzzi, spa, sky garden cafe and bar, mini garden, fitness, restoran, dan banyak lagi lainnya. Kesemua fasilitas tersebut bisa dinikmati para pengunjung yang menginap atau pun tanpa bermalam ke sana.
Trik pemasaran yang brilian. Tanpa keluarkan bujet berlebih sudah bisa mencapai target market.
Sekarang ini, pamor spot foto di depan kapel La Kana bisa jadi tak seramai dulu. Hal ini dikarenakan makin maraknya spot-spot wisata instagramable yang lebih kebaruan seperti misalnya Taman Bunga Celosia di Gedong Songo, Bandungan. Meski demikian, Susan Spa &Resort tak akan puas dengan berhenti di La Kana saja. Ada yang baru dari Susan Spa seperti yang diungkapkan Manager Pemasaran dan Penjualan Susan Spa and Resort, Rengga Bayu Inggil,
” Kami tidak akan berhenti begitu aja, kami akan ciptakan ikon-ikon baru Susan Spa & Resort. Jadi, wait and see, di pertengahan Juni nanti Susan Spa akan menghadirkan ikon baru.”
Manager Pemasaran dan Penjualan Susan Spa & Resort, Rengga Bayu Inggil, masih belum mau membocorkan akan seperti apa ikon baru Susan Spa and Resort ini. Namun, sesuai yang disampaikan kepada tim Phinemo selepas rangkaian acara Gathering Susan Spa &Resort bersama media, dinas pariwisata, dan para travel agen, ikon baru tersebut akan dimunculkan pada pertengahan Juni.
Popularita nama Susan Spa and Resort sekarang diraih menerapkan strategi pemanfaatan momen wisata spot foto yang mulai digandrungi banyak wisatawan. Dibanding meraihnya, yang lebih sulit adalah mempertahankan nama Susan Spa and Resort di tengah bermunculannya para pesaing. Memunculkan hal kebaruan menjadi salah satu trik bagaimana menjaga eksistensi Susan Spa and Resort di kancah pariwisata.