LRT Palembang mogok untuk kali keempat terhitung sejak pertama kali beroperasi pada 23 Juli 2018. LRT yang punya desain futuristik pertama kali mogok pada Rabu (1/8). Digadang-gadang sebagai proyek percontohan moda transportasi anti-macet di sejumlah kota besar di Indonesia, namun sangat disayangkan, LRT kebanggaan rakyat Indonesia ini belum maksimal melayani penumpang.
Menjelang Asian Games 2018 yang akan berlangsung beberapa hari lagi, LRT Palembang mogok ini menjadi masalah serius yang harus segera diatasi. Dan, inilah beberapa penyebab mengenai kemogokan LRT.
Saat LRT Palembang pertama kali mogok, diduga disebabkan karena LRT berhenti mendadak sekitar 4 km dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II. Dilansir dari regional.kompas.com, Manajer Humas PT INKA mengatakan bahwa terhentinya laju kereta karena posisi pintu rangkaian kereta dalam posisi “open” alias terbuka. Akibatnya, sistem keamanan kereta secara otomatis bekerja. Sistem keamanan LRT dirancang sebagai pengamanan operasional. Ketika kereta dalam keadaan mode ‘standby’ dan salah satu sensor keamanan menyala, kereta tidak bisa dijalankan.
LRT Palembang mogok lagi pada Jumat (10/8). Para penumpang terlantar di Stasiun Bumi Sriwijaya selama 2 jam. Mereka menunggu pembenahan kereta yang dilakukan oleh PT LEN Industri yang bertanggung jawab pada peralatan elektronik industri milik Indonesia. Setelah ditelusuri, LRT kembali mogok disebabkan adanya gangguan sinyal.
Pada Minggu (12/8), LRT Palembang mogok saat menuju bandara dari stasiun Jakabaring. Kejadian ini sempat viral di sosial media. Foto-foto penumpang LRT yang berjalan kaki meliwati jalur menjadi sorotan. Sebab, rel di sepanjang jalur LRT tersebut dialiri listrik dalam tegangan tinggi yang bisa bahayakan orang.
Dilansir dari sumber yang sama, Humas PT KAI Divre III Palembang Aida Suryanti mengungkapkan bahwa proses evakuasi Walkway tersebut dalam keadaan aman. Para penumpang bisa melewati atau berjalan diatas rel ketika mendapatkan informasi oleh petugas LRT jika sudah dalam posisi aman.