Lihat Peluang, Turis Mancanegara Justru Berjualan di Lokasi Wisata Gerhana Matahari

SHARE :

Ditulis Oleh: Shabara Wicaksono

Foto diambil dari reddit

Gerhana Matahari Total tahun ini menyedot perhatian ribuan wisatawan mancanegara.

Tak kurang dari 10000 turis mancanegara akan memadati dan menyebar ke provinsi atau daerah yang dilintasi GMT. Para turis ini penasaran menonton peristiwa langka itu karena membutuhkan waktu selama 350 tahun bagi GMT kembali berlangsung di tempat yang sama.

Turis yang berkunjung ke Indonesia untuk menyaksikan GMT berasal dari Jepang, Tiongkok, Australia, dan negara lainnya. Terbanyak turis mancanegara datang dari Jepang.

Padatnya pengunjung menjadi peluang tersendiri bagi orang-orang dengan insting bisnis tinggi. Biasanya banyak warga lokal yang langsung menjadi PKL dadakan di lokasi wisata yang ramai. Namun di lokasi wisata GMT Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, ada satu hal menarik.

Bukan warga lokal yang buka lapak di sana, melainkan turis asing!

Hal ini terjadi di Ngatabaru, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi. Di lokasi itu, terlihat sejumlah wistawan asing asal Eropa menjual makanan dan minuman.

Pihak berwenang yang tengah melakukan sidak memperingatkan mereka. Kepala Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Tengah, Bambang Haryono mengultimatum sejumlah wisatawan asing yang ternyata berjualan di lokasi karena mereka datang ke Sulteng menggunakan visa wisata, bukan untuk melakukan kegiatan lain seperti bekerja atau berdagang barang atau apapun juga.

Jika para turis tersebut mengabaikan peringatan petugas, mereka akan ditangkap dan diproses sesuai dengan peraturan dan UU yang berlaku.

Selain memberikan peringatan keras kepada sejumlah wisatawan asing yang menjual makanan dan minuman di lokasi GMT Ngatabaru, Bambang juga meminta pihak penyelenggara kegiatan untuk segera menghentikan wisatawan asing yang berdagang itu.

Terkait dengan GMT 9 Maret 2016, ada sekitar 10.000 orang asing yang datang di Sulteng untuk menyaksikan fenomena alam tersebut.

Khusus kegiatan di lokasi GMT Ngatabaru, pihak penyelenggara mengutip biaya masuk untuk umum sebesar Rp500 ribu/orang.

Biaya sebesar itu juga berlaku untuk wartawan yang meliput kegiatan GMT.

 

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU