Dua puluh juta turis asing ditargetkan melakukan kunjungan ke Indonesia selama tahun 2019 mendatang. Nominal tersebut tentu bukan target asal-asalan atau asumsi semata.
Berdasar pada target yang telah dicanangkan tersebut, Kementerian Pariwisata mengatakan bahwa LCCT (Low Cost Carrier Terminal) sebagai salah satu penentu utama keberhasilan.
Maskapai LCCT diharapkan segera terealisasi (Foto/Unsplash.com)
Arief Yahya, Menteri Pariwisata Indonesia, menyebutkan bahwa melalui LCCT, Indonesia akan mendapatkan solusi dalam meningkatkan kunjungan turis.
“Tanpa LCCT, jangan harap target 20 juta wisatawan akan tercapai. (LCCT) Sangat menentukan,” tukas Arief pada Jumat (20/7/2018) malam dilansir Kompas.
Pihaknya mengklaim bahwa maskapai berbiaya rendah atau low cost carrier mampu menyumbang kontribusi peningkatan kunjungan turis asing sebanyak 20 persen.
“Indonesia tidak punya LCCT. Jadi dia datang ke Indonesia, mereka parkir pada terminal di Bandara Soetta, T1, T2, T3, parkir di tempat yang tidak kompetitif dari sisi harganya,” papar Arief.
Pasalnya, banyak low cost carrier yang enggan datang ke Indonesia karena mahalnya airport charge.
“Maskapai LCCT itu ada 45 yang belum terbang ke Indonesia. Misal Indigo (India), Jet Air, Vietnam Jet. Mereka tak mau ke sini karena merasa airport charge-nya mahal,” ungkap Arief.
Rencana pembangunan LCCT akan direalisasikan di salah satu terminal di Bandara Soekarno Hatta pada akhir tahun 2018. Terminal yang berpotensi intuk menjadi kandidat LCCT di Bandara Soetta adalah Terminal II.
Sebelumnya, target kunjungan wisatawan mancanegara atau turis asing telah dicanangkan pada 2017 silam. Sebanyak 15 juta turis asing ditargetkan berkunjung ke Indonesia selama tahun 2017, namun capaian target hanya mencapai 14.039.799 kunjungan.