Kota Ray di Iran, Kampung Halaman Para Imuwan Muslim Dunia

Kota Ray yang dahulu masuk wilayah Persia kini berada dalam kawasan administratif Iran. Banyak ilmuwan muslim legendaris yang lahir di kota ini.

SHARE :

Ditulis Oleh: Taufiqur Rohman

Islam memiliki sejarah panjang, dimulai dari turunnya wahyu pertama oleh Nabi Muhammad SAW di Gua Hira hingga menyebar ke seluruh dunia. Setelah menjadi agama mayoritas di Jazirah Arab, Islam perlahan mulai menyebar ke wilayah non-Arab. Persia adalah kawasan non-Arab pertama yang dikuasai umat Islam dan menjadi jembatan bagi Islam untuk masuk ke daratan Asia Tengah dan India, hingga akhirnya tiba di Indonesia.

Perkembangan agama Islam di Persia sangat dinamis. Bertemunya tradisi berpikir ala orang-orang Persia dengan Islam memungkinkan umat muslim untuk membangun peradaban yang berlandaskan ilmu pengetahuan. Tidak berselang lama, kemudian muncul kota-kota di Persia yang menjadi basis peradaban Islam dan ilmu pengetahuan, seperti diantaranya Samarkand, Bukhara, Nishapur, Thus, dan Ray.

Nama Kota Ray mungkin sedikit asing di telinga masyarakat Indonesia. Kota Ray yang dahulu masuk wilayah Persia kini berada dalam kawasan administratif Iran. Banyak ilmuwan muslim legendaris yang lahir di kota ini. Para ilmuwan tersebut biasanya memiliki nisbat di akhir namanya al-Razi. Sebutan al-Razi pada zaman dahulu memang merujuk pada kota Ray di Iran sekarang.

Hal tersebut menjadi tanda bahwa dahulu kala, Kota Ray di Iran adalah salah satu kota besar dalam sejarah Islam, dimana ilmu pengetahuan dan teknologi tumbuh sangat subur. Beberapa nama ilmuwan muslim yang lahir di Kota Ray, sebut saja Zakarya al-Razi seorang ahli kimia, Ibnu Hatim al-Razi seorang ahli hadist, Fakhruddin al-Razi seorang ahli tafsir, dan Muhammad bin Zakaria ar-Razi kimia, kedokteran, biologi, serta sains.

(flickr)

Dari Kota Ray inilah, Fakhruddin al-Razi menemukan berbagai penemuan penting yang berguna bagi dunia modern. Fakhruddin al-Razi dikenal sebagai ilmuwan muslim yang seba bisa, dialah sosok yang menemukan alkohol, menciptakan asam sulfur, menulis catatan tentang penyakit cacar, dan orang pertama di dunia yang mempelopori bedah saraf serta bedah mata. Penelitian gilanya bahkan hingga membuat matanya cacat.

Kejayaan Kota Ray Hilang Selamanya

Kota Ray di Iran dahulu pernah menjadi ibukota Dinasti Seljuk pada masa kekhalifahan Dinasti Abbasiyah. Ketika itu, raja Seljuk memindahkan pusat pemerintahannya dari Nishapur ke Ray agar lebih dekat dengan Baghdad, ibukota Dinasti Abbasiyah. Kemasyhurannya membuat banyak orang dari seluruh dunia datang ke kota ini untuk belajar ilmu pengetahuan atau mengambil manfaat lainnya.

Namun sangat disayangkan, setelah penyerangan oleh pasukan Mongol yang membabi buta, perlahan Kota Ray mulai kehilangan pengaruhnya. Hal itu berlangsung hingga sekarang. Kejayaan Ray sebagai pusat peradaban Islam dan ilmu pengetahuan sirna dan tak pernah kembali lagi. Kini, Ray hanyalah kota kecil di selatan Teheran yang menjadi bagian dari ibukota Iran. Bisa dibilang, Ray adalah cikal bakal lahirnya Teheran.

(tehrancab.ir)

Wisatawan yang ingin mengenang kejayaan Islam di Kota Ray, Iran dapat mengaksesnya dari Teheran menggunakan berbagai moda transportasi, mulai dari bus kota, taksi, dan kereta listrik bawah tanah yang disebut metro. Setiba di Kota Ray, wisatawan bisa mengunjungi Burj-e Tughrul, menara yang dibangun pada abad ke-12 M oleh Dinasti Seljuk. Tidak jauh dari Burj-e Tughrul terdapat situs lain yang dikenal dengan Benteng Rey.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU