Mendaki gunung saat musim pancaroba lebih gampang bila dibandingkan lakukan pendakian di musim hujan yang cenderung rawan kecelakaan.
Hanya saja saat pancaroba frekuensi badai cenderung tinggi, angin bertiup kencang, hujan pun bisa jadi tiba-tiba datang. Dampaknya, gunung-gunung di Indonesia kerap jadi “mangsa” si jago merah. Beberapa hari belakang ini misalnya, tiga gunung di Jawa Tengah mengalami kebakaran hebat.
Selain masalah kebakaran, tak sedikit pendaki yang pulang dengan “membawa” penyakit saluran pernapasan atas seperti pilek atau batuk.
Supaya pendakian Anda di musim pancaroba lebih nyaman dan tetap bugar, berikut tip yang bisa dicoba.
Tujuh gunung di Pulau Jawa yaitu Gunung Lawu, Merbabu, Slamet, Sindoro, Sumbing di Jawa Tengah, Cermai di Jawa Barat, dan Gunung Kawi di Jawa Timur kerap jadi langganan kebakaran. Bahkan Gunung Lawu, Sindoro, dan Sumbing telah menjadi korbannya.
Sebelum memutuskan untuk naik gunung, lakukan observasi terlebih dahulu, gunung manakah yang aman untuk didaki saat musim pancaroba seperti ini.
Hindari naik gunung dengan hutan yang banyak ilalangnya. Sebab, saat musim kemarau hutan akan kering dan ilalang akan mudah terbakar hingga melahap bagian hutan lainnya.
Anda bisa menantang nyali dengan menaiki Gunung Kerinci.
Api unggun menjadi penyebab umum terjadinya kebakaran di gunung. Kasus kebakaran di Gunung Lawu pada Senin (10/9/2018) misalnya, api yang membakar ilalang Gunung Lawu di kawasan dekat Candi Cetho disebabkan oleh pemadaman api unggun yang tidak sempurna.
Jika terpaksa harus membuat api unggun untuk melawan serangan hipotermia, pastikan api tetap aman terkendali. Sedangkan buat Anda yang merokok, pastikan menyimpan puntung rokok di tempat yang aman. Jangan dibuang sembarang. Simpanlah pada kantong khusus untuk nantinya dibuang ke tempat sampah.
Mendaki gunung saat musim pancaroba memang rawan kebakaran. Contohnya, sebanyak 541 pendaki harus dievakuasi dari puncak Sumbing akibat kebakaran beberapa hari lalu.
Memiliki daftar kontak basecamp gunung saat akan melakukan pendakian adalah keharusan. Bukan hanya bermanfaat untuk mengarahkan kita menuju lokasi basecamp, namun juga sangat berguna ketika terjadi sesuatu hal yang tak diinginkan. Misalnya butuh pertolongan tim SAR untuk mengevakuasi pendaki karena terjebak kebakaran.
Mendaki gunung saat musim pancaroba akan menguras keringat dan tenaga. Cuaca panas serta hujan yang tiba-tiba datangakan berdampak pada kesehatan atau pun kekebalan tubuh Anda.
Air mineral sangat dibutuhkan tubuh. Selain mengurangi dahaga, air mineral bermanfaat untuk mencegah tubuh terkena infeksi dan meningkatkan metabolisme.
Meski di siang hari cuaca terasa terik, namun bisa saja hujan turun dengan tiba-tiba. Belum lagi angin kencang saat malam dan suhu yang tiba-tiba menurun dengan drastis.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, bawalah dua jenis jaket. Pertama, jaket berbahan polar yang berfungsi menghangatkan dan kedua jaket windproof sebagai penghalau angin kencang.
Mendaki gunung saat musim pancaroba rawan terserang penyakit saluran atas. Supaya tetap bugar, Anda harus olahraga.
Tak perlu olahraga yang berat. Lakukan olahraga ringan dan mudah dilakukan misalnya, jogging. Namun, Anda harus melakukannya secara teratur. Paling tidak satu minggu tiga kali selama 40 menit setiap kali jogging.
Meski olahraga dan minum air mineral dalam takaran yang cukup bisa menjaga kekebalan dan kebugaran tubuh saat mendaki, vitamin atau pun suplemen sangat penting. Suplemen atau vitamin ini berfungsi menjaga daya tahan tubuh agar lebih prima.