Kenapa Natal Dirayakan Tanggal 25 Desember? Inilah Alasannya

Kenapa Natal dirayakan tanggal 25 Desember? Sebenarnya, terjadi banyak perselisihan terkait kapan waktu yang tepat merayakan hari Natal.

SHARE :

Ditulis Oleh: Taufiqur Rohman

Tinggal menghitung hari umat Kristiani akan merayakan Hari Natal yang jatuh pada tanggal 25 Desember setiap tahunnya untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Peringatan hari Natal selalu dimeriahkan dengan tradisi bertukar hadiah, menghias pohon Natal, kartu Natal, hingga kisah tentang Santa Klaus atau Sinterklas. Terdapat pertanyaan besar, kenapa Natal dirayakan tanggal 25 Desember?

Jika Natal adalah perayaan hari kelahiran Yesus, lantas apakah Yesus lahir pada tanggal 25 Desember? Sebenarnya, terjadi banyak perselisihan serta silang pendapat terkait kapan waktu yang tepat merayakan hari Natal. Hal ini disebabkan karena minimnya informasi dalam Alkitab. Dari empat versi Injil, hanya yang ditulis Matius dan Lukas yang menyebut kelahiran-Nya.

Itu pun tanpa referensi waktu yang spesifik. Meskipun Lukas menyebut bahwa ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak di malam kelahiran Yesus, sebagian justru menganggap itu menjadi petunjuk Yesus tak dilahirkan di bulan Desember yang dingin, melainkan musim semi saat domba-domba bebas berkeliaran di padang rumput luas

Namun advokat yang berpendapat bahwa Yesus lahir di bulan Desember mengatakan domba-domba yang dikurbankan untuk bait suci memang sengaja dibiarkan berkeliaran, bahkan pada musim dingin sekalipun. Hal ini membuat banyak orang yang terus menerka-nerka kapan pastinya Natal dirayakan. Seorang teolog Kelemens dari Aleksandria sekitar 200 tahun lalu menduga Yesus lahir pada musim semi.

Kenapa Natal Dirayakan Tanggal 25 Desember?

Pada masa Klemens tersebut, Natal di tanggal 25 Desember tidak dikenal dan sama sekali tak masuk dalam dugaan. Perayaan Natal pada tanggal 25 Desember mulai dikenal luas sejak abad ke-4 ketika umat Kristiani telah diperbolehkan untuk beribadah secara terbuka. Awalnya para sejarawan meyakini bahwa gereja berupaya menyebarkan Kristen dengan berupaya merayakan Natal bersamaan dengan festival pagan.

Pendapat ini dibantah oleh Fr. Richard Rutherford, C.S.C, seorang profesor teologi emeritus dari University of Portland. Menurutnya sejarawan liturgi telah menemukan tulisan awal gereja kuno yang menjelaskan bahwa pada 25 Desember telah lahir seorang Anak Tuhan, Yesus. Dalam tulisan tersebut dikisahkan Maria diberitahu kalau ia mengandung pada tanggal 25 Maret.

Jika Yesus mulai dikandung oleh Maria 25 Maret, maka ia akan dilahirkan pada sembilan bulan setelahnya, yaitu pada 25 Desember. Terkait dengan popularitas perayaan Natal saat musim semi, itu dipengaruhi oleh Paskah yang memang lebih dahulu dirayakan daripada Natal. Gereja Kristen Awal yakin Kristus disalib Maret pada tanggal 25, saat yang sama Konsepsi-Nya.

Meskipun terus terjadi perdebatan, namun kini perayaan Hari Natal dalam agama Kristen ditetap jatuh setiap tanggal 25 Desember dalam kalender Gregorian. Ini didasari atas kesadaran bahwa penetapan hari raya liturgis lain seperti Paskah dan Jumat Agung tidak diperoleh berdasarkan tanggal pasi, namun hanya penyelenggaraan kembali yang bukan mementingkan ketepatan tanggal, namun esensi atau intinya.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU