Indonesia memiliki 1.340 suku bangsa yang memiliki keunikannya masing-masing. Salah satunya adalah Suku Polahi di pedalaman Gorontalo yang menyimpan sebuah misteri menarik untuk ditelisik.
Yang sering dibahas dari Suku Polahi di pedalaman Gorontalo ini adalah kepercayaan mereka. Konon mereka memercayai tiga Tuhan. Dari tiga Tuhan yang mereka percayai, mereka selalu patuh dan menaati kesemuanya.
Adalah Pulohuta, Tuhan pertama digambarkan sebagai sosok hidup yang berkuasa atas tanah dan dicirikan sebagai leluhur (pasutri). Konon, jika mereka akan membuka lahan untuk berkebun, mereka meminta izin pada Poluhuta agar berkah dan selamat.
Sementara Tuhan kedua adalah Lati, dikatakan menyerupai makhluk kecil yang mendiami pepohonan. Sehingga ketika Suku Polahi berhati-hati ketika menebang pohon. Mereka bisanya membakar menyan dan merapal mantra untuk mengusir ‘Lati’ sebelum menebang pohon.
Terakhir, Lausala Tuhan ketiga yang dipercaya keberadaannya adalah untuk membunuh masyarakat Suku Polahi. Sosok ini digambarkan sebagai sosok protagonis yang haus akan darah. Meski sebenarnya mereka sendiri pun belum pernah bertemu langsung dengan Lausala.
Suku ini adalah suku yang cukup terkenal. Menurut sejarah, keberadaan Suku Polahi berawal dari kemauan mereka untuk meninggalkan belenggu Kolonial Belanda di tanah Gorontalo di Desa Bina. Mereka melarikan diri karena tidak ingin disiksa sebagai pekerja oleh Belanda. Hingga terbentuklah sebuah suku baru dengan pakaian sebagai penutup badan hingga beberapa budaya yang mereka ciptakan sendiri.
Dalam catatan sejarah, ada sekitar 500 orang yang kabur ke hutan menghindari Belanda, 200 orang dari Kecamatan Paguyaman dan 300 orang dari Kecamatan Suwawa.
Kini Kabupaten Gorontalo mengidentifikasi masyarakat Polahi dengan Kelompok 9, Kelompok 18, Kelompok 21, Kelompok 70, dan sebagainya, berdasarkan jumlah anggota kelompok dalam satu “kampung”.
Menikah dan kawin dengan saudara kandung adalah hal biasa bagi mereka. Bahkan sesepuh Kelompok 9 adalah seorang kakek tiga bersaudara, dua saudaranya itu perempuan. Dia mengawini kedua saudara kandungnya tersebut. Lalu istri yang satunya memiliki anak, sedangkan satu lagi memiliki enam anak, dua laki-laki dan empat perempuan. Anaknya mengawini anaknya sehingga anaknya menjadi menantunya.
Dengan mudah dapat dibayangkan betapa berat dan sulitnya kehidupan mereka. Namun sekarang kehidupan mereka makin layak dengan bantuan pemerintah.