Sekarang ini, di depan saya ada sebuah air terjun setinggi gedung bertingkat 20 lantai. Saya bisa berdiri sangat dekat dan merasakan dinginnya air serta sejuknya udara dari pohon-pohon sekitar. Coban Rondo, begitu mereka menyebut air terjun ini. Ada banyak hal menarik dan hanya bisa kamu temukan di tempat ini;
Air yang sangat jernih ditambah dengan hijaunya hutan sekitar Coban Rondo membuat saya betah berlama-lama berada di tempat ini. Tempat ini cukup ramai. Banyak wisatawan yang ikut menikmati keindahan ini. Sebenarnya, tempat ini cukup dingin karena berada pada ketinggian 1135 mdpl. Namun, terasa hangat karena keakraban keluarga yang saling bercengkrama, ayah dan anak yang bermain air bersama, atau juga karena riuh rendah anak-anak muda yang asyik bermain air dengan teman-teman terdekat mereka.
Terkadang muncul monyet dari rimbunnya pohon di sekitar Coban Rondo. Saat saya berjalan menuruni tangga, seekor monyet melintas di atas pohon yang saya lewati. Bak artis, monyet tersebut langsung menjadi pusat perhatian anak-anak kecil di situ. Mereka langsung berkerumun dan bermain dengan monyet ini. Dengan lucunya, anak-anak mengikuti kemanapun si monyet pergi. Saat saya dan anak-anak mengeluarkan kamera untuk memotret monyet ini, monyet langsung berpose. Ia memamerkan giginya! Saya tertawa melihat ulah lucu monyet narsis ini. Ada-ada saja ulah si monyet.
Hutan yang masih alami dan banyaknya buah-buahan liar di hutan sekitar Coban Rondo membuat populasi monyet di wilayah ini bertahan. Saya tidak melihat banyak monyet di sekitar air terjun, tetapi suara mereka saling memanggil membuat saya yakin lingkungan ini masih sangat nyaman untuk mereka tinggali.
Artikel Terkait: Kamu Wajib Coba, Sensasi Menelusuri Hutan Rimba di Tengah Kota Batu Malang
Air terjun Coban Rondo ini dikelilingi hutan pinus yang masih asri. Hutan ini cukup lazim ada di banyak wilayah di Indonesia, namun hutan pinus Coban Rondo istimewa. Jajaran pinus ikut menyokong ekosistem yang ada di sekitar Coban Rondo. Sekali waktu saya melihat rindangnya pohon, benar-benar hanya memandang tanpa melakukan apapun. Ah, ternyata menenangkan diri bisa dilakukan dengan hanya mengamati lingkungan.
Setelah cukup lelah bermain air, terdiam di depan air terjun dan melihat monyet, saya memutuskan menikmati jajanan lokal di sini.
Kami membeli brokoli goreng, angsle (minuman khas Malang semacam bajigur), susu segar dan kripik apel sambil duduk di parkiran. Brokoli goreng, ah rasanya unik juga, umumnya banyak orang mengonsumsi brokoli dengan cara direbus atau dimakan langsung. Angsle ini menarik karena minuman ini merupakan perpaduan santan, roti tawar, ketan dan mutiara yang lezat. Rasanya gurih, pas sekali dengan udara yang sejuk, karena angsle disajikan di gelas kecil dan hangat. Angin yang sepoi-sepoi membuat kami tak ingin beranjak. Tapi, apa daya perjalanan harus kami lanjutkan, karena hari masih pagi. Masih banyak tempat di Malang yang harus kami lihat.
***
Jika kamu ingin melarikan diri dari rutinitas dan menikmati dunia “lain” yang menyegarkan, datang saja ke Coban Rondo, Pujon, Malang. Kalian bisa mencari angkot dari Malang ke Pujon atau membawa kendaraan pribadi. Jalur menuju tempat ini juga aman dan nyaman untuk dilalui. Terakhir, yang paling penting adalahj angan lupa membawa kamera!